Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Merdeka!!!
5 atau 6 tahun yang lalu, di tanah ini, di tempat ini, di tempat kita berdiri sekarang ini masihlah berupa hutan dan kebun yang hanya ditumbuhi tumbuhan dan pepohonan. Namun, saat ini, hari ini, di sini, di tempat ini, tempat yang sama, telah berdiri dan terwujud sebuah peradaban, telah terwujud sebuah perubahan, telah terwujud sebuah gerakan.
Bukan lagi pohon rindang yang tumbuh, tanaman yang dipanen setiap bulan atau setiap musim. Akan tetapi, tumbuh saat ini bibit-bibit unggul, SDM-SDM unggul yang akan dipanen untuk 10, 20, 30 tahun ke depan, bahkan untuk beberapa abad yang akan datang. SDM unggul yang akan dipanen secara terus menerus oleh masyarakat, negara, umat Islam bahkan dunia. Allahu Akbar!!!
Maka dari itu, marilah kita doakan para wakif yang telah berjuang memelihara dan mewakafkan tanah dan harta mereka untuk kemajuan pondok ini, agar mereka ditempatkan di surga bersama para nabi dan rasul, bersama para auliya dan orang-orang shaleh. Dan bagi yang masih hidup, semoga mereka semua diberikan keberkahan, kesehatan dan umur yang panjang. Al-Fatihah…
Membangun masjid itu mudah dan sebentar. Asalkan ada uang, ada dana masjid akan bisa dibangun. Tetapi, membangun orang yang mau membangun masjid itulah yang tidak mudah dan butuh waktu yang lama. Saya ulangi: Membangun masjid itu mudah dan sebentar, akan tetapi membangun orang yang mau membangun masjid adalah sulit dan butuh waktu lama.
Masjid kita ini, masjid Az-Zaky dibangun hanya dalam 16 bulan, dan menelan dana kurang lebih Rp. 5,3 Miliar. Dan gedung-gedung yang ada di pondok yang kalian tempati ini dibangun selama kurang lebih 5 tahun. Itu semua mudah dan cepat, asalkan ada dana. AlhamdulilLaah… alhamdulilLaah. Namun, yang harus kalian pahami, membangun orang-orang yang mau membangun masjid dan pondok ini, membina mereka untuk berwakaf butuh waktu yang lama dan itu tidak mudah.
Pondok ini dikelola, dimenej, ditata dengan baik untuk membangun orang-orang yang kelak mau membangun masjid, mau membangun sekolah dan madrasah, mau membangun pondok dan mau membangun peradaban. Kalian di sini kami didik supaya kelak menjadi orang yang mau membangun masjid, membangun madrasah, membangun sekolah, membangun masyarakat dan peradaban. Itulah diantara misi mengapa pondok ini harus ada.
Maka, kalian semua kelak punya tugas untuk membangun itu semua, paling tidak kalian harus mengajari dan membina masyarakat kalian untuk mau membangun masjid, madrasah ataupun sekolah.
Pondok ini ada untuk kemajuan masyarakat, untuk kemajuan umat dan untuk kemajuan Indonesia. Dan pondok ini didirikan untuk membangun peradaban Islam di dunia.
Pondok ini adalah miliknya umat Islam se-dunia, bukan milik kiai, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu. Pondok ini sudah diwakafkan kepada umat Islam se-dunia. Maka, seluruh umat Islam mempunyai kewajiban untuk menjaga pondok ini agar tetap hidup.
Pondok ini wakafnya umat Islam dari berbagai kalangan; sudah tidak bisa dihitung lagi berapa jumlah orang yang wakaf ke sini. Yang mengirimkan anak-anaknya untuk belajar di sini juga bagian dari umat, yang bekerja dan membantu pondok ini juga umat. Semuanya adalah milik umat. Maka, barang siapa yang mengganggu pondok, ingin merusak pondok, dan yang berusaha menghalau kemajuan pondok, artinya dia melawan umat. Maka, saya serukan jihad fi sabilillah untuk melawan mereka. Kita akan kerahkan kekuatan umat, kekuatan semua stakeholder umat, bahkan kalau perlu kita kerahkan kekuatan dunia untuk membasmi para pengacau dan penghalau pondok. Karena itu artinya mereka tidak suka Islam berkembang, tidak senang melihat umat Islam maju, dan merusak masa depan generasi Islam. Bondo, bahu, pikir, lek perlu sak nyawane pisan. Allahu Akbar
Saat ini kita sedang membangun peradaban serta menyiapkan SDM umat dan bangsa yang unggul dan bermutu. Untuk membangun itu semuanya, butuh waktu yang lama hingga beberapa abad. Maka, kalian yang ada di sini adalah pioner-pioner, manusia-manusia unggul yang disiapkan untuk satu, dua bahkan tiga abad yang akan datang. Kalian semuanya disiapkan untuk menjadi pelopor dan pemimpin umat menuju peradaban Islam di masa yang akan datang.
Lihatlah Al-Azhar di Mesir, universitas yang sudah sangat tua, umurnya sudah 11 Abad. Al-Azhar telah melahirkan peradaban lewat alumni-alumninya yang sampai saat ini sudah mencapai ribuan bahkan jutaan. Ada yang jadi ulama dunia, ada yang jadi presiden di negerinya, ada pula yang menjadi pemimpin gerakan kemasyarakatan. Presiden RI keempat, KH. Abdurrahman Wahid adalah alumnus Al-Azhar; Pimpinan Pondok Modern Gontor yang sekarang ini adalah alumnus Al-Azhar, KH. Mustafa Bisri juga alumnus Al-Azhar. Pimpinan Tazakka ini juga alumnus Al-Azhar. Di tingkat dunia; ada Syaikh Wahbah Zuhaili, Syaikh Yusuf Qordhowi, Syaikh Ali Jumah, dan masih banyak yang lain. 11 abad, bayangkan berapa juta alumninya yang telah berkiprah di masyarakat.
Begitu pula Gontor yang umurnya mencapai 90 tahun juga sudah menciptakan peradaban lewat para alumninya. Kita mungkin tidak mengenal orang-orang yang merancang dan mendirikan Al-Azhar maupun PM Gontor hingga saat ini mereka telah melahirkan alumni-alumni yang sudah mewujudkan peradaban.
Mungkin, saya hidup di dunia ini tidak sampai umur 100 tahun. Namun, kalaupun nanti saya mati, pimpinan lainnya juga telah mati, pondok ini tidak boleh ikut mati dengan matinya kiai. Pondok ini harus tetap hidup dan terus berjalan sesuai dengan relnya. Maka, siapa yang akan meneruskan? Kalianlah yang harus meneruskan dan memperjuangkan agar pondok ini tetap hidup dan tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai, falsafah, jiwa, sistem, tujuan serta visi misi pondok.
Misi pondok sudah jelas sebagaimana tersurat dalam Surat At-Taubah yang intinya ada dua hal:
1. Tafaqquh fii ad-Diin atau memperdalam ilmu agama.
Sebagai santri, kalian punya tanggung jawab dan tugas untuk memperdalam ilmu agama. Sehingga, ketika kalian dewasa menjadi presiden, jadilah presiden yang paham agama. Jadilah dokter yang paham agama, jadilah jenderal yang paham agama, jadilah pengusaha yang paham agama. Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek yang sekedar tahu agama. Maka, sering saya katakan kepada kalian semua: Jadilah santri yang jenderal, jenderal yang santri; jadilah santri yang dokter, dokter yang santri; jadilah santri yang pengusaha, pengusaha yang santri.
2. Menjadi Mundzirul Qoum atau pemberi pencerahan untuk umat.
Kalian dididik di pondok ini untuk menjadi Mundzirul Qoum atau pencerah umat. Kalian dididik untuk menjadi pencerah bagi Presiden, pencerah bagi Gubernur, Bupati, Camat, pejabat, pengusaha, dokter, notaris dan tentunya pencerah umat dan masyarakat secara umum.
Ini adalah perjuangan, ini adalah jihad guna meneguhkan nilai-nilai perjuangan untuk kemajuan pondok dan umat. Belajarlah sungguh-sungguh, berlatihlah dengan keras, terpalah dirimu dengan pendidikan dan keterampilan hidup, agar kelak kalian benar-benar siap dan mampu memberikan pencerahan kepada kaum, kepada umat dan bangsa.
Indonesia ini adalah Indonesia kita, negara kita, tanah air kita. Merah putih telah berkibar, lagu Indonesia Raya juga telah berkumandang serta Pancasila sudah kita baca. Negara ini adalah negara yang merdeka, bangsa yang berdaulat atas seluruh kekayaan negara di dalamnya. Maka, jangan mau dan jangan biarkan negara kita yang kaya raya ini dikelola, dipimpin, dimenej, dikuasai bahkan diserahkan kepada orang-orang yang tidak sholeh. Jika negara ini dikelola oleh orang yang tidak sholeh, maka akan rusak, rusak bahkan hancur.
Maka, kalian harus bisa menjadi manusia yang shaleh. Kalian lebih berhak untuk memimpin negeri ini, kalian lebih berhak untuk mengelola dan memenej bangsa yang besar ini suatu saat kelak. Karena kalian adalah anak-anak yang sholeh.
Kalian harus menjadi anak-anak yang sholeh, tapi tetap berwawasan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, cakap, jujur, amanah, terampil, punya mental dan akhlak yang baik. Kalian adalah calon pemimpin umat yang berkarakter, punya kapasitas serta loyalitas. Bukan sekedar santri yang sholeh, tapi juga Muslih, yaitu generasi yang mampu memperbaiki umat, memperbaiki bangsa dan negara ini, bahkan dunia.
Everyday we make change, we make it the best we can. Itulah slogan kita, itulah motto kita untuk mewujudkan peradaban umat dan dunia. Kita buat perubahan-perubahan positif, perubahan-perubahan terbaik untuk masa depan. From Tazakka to the world. Dari Tazakka untuk dunia.
Harapan saya, lima, sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang, yang memimpin sidang PBB adalah santri Tazakka, yang berpidato di Liga Universitas Islam se-dunia adalah santri Tazakka, yang menjadi duta besar-duta besar adalah santri Tazakka. Termasuk, yang menjadi presiden, menteri, gubernur dan bupati adalah santri-santri di depan saya ini. Bahkan, yang akan mendirikan pesantren lagi, sekolah unggulan di masa depan, dan lain-lainnya. InsyaAllah, insyaAllah… Allahu Akbar.
Kalian harus tahu, bahwa yang berkorban dan berjuang untuk kemerdekaan bangsa ini adalah santri dan kiai, yang rela mati untuk bangsa ini, dan yang memperjuangkan segalanya untuk tanah air ini. Maka, untuk pondok juga kita harus berjuang totalitas. Hanya pejuanglah yang tahu arti perjuangan, berkorbanlah tapi jangan jadi korban, hidupilah pondok, jangan mencari kehidupan di pondok. Bondo, bahu, pikir lek perlu sak nyawane pisan.
Kalian semua harus paham semua visi misi pondok, tujuan pendidikan di pondok, orientasi dan arah kebijakan pondok, jiwa pondok, sistem dan nilai-nilai pondok. Kalian harus memahami itu semua agar tidak keluar dari jalur yang sudah ditetapkan.
Sekali lagi, marilah kita bersama-sama meneguhkan nilai-nilai perjuangan untuk kemajuan pondok dan umat. Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad!