Islam Dan Kemajuan; KH. Anang Rikza Masyhadi, MA.

Islam Dan Kemajuan; KH. Anang Rikza Masyhadi, MA.

Jika umat Islam mundur, coba tanyakan apa dan siapa yang salah? Islamnya yang mengajarkan kemunduran, atau umat Islam yang susah diajak maju?  Jika ada umat Islam yang satu maju, yang satu mundur: mana yang benar? Bagaimanakah jikalau ada umat Islam mundur, sementara umat lain maju, mana yang akan Anda ikuti? 

Kalau saya mantap: ikut yang maju. Bagaimana kalau yang maju, misalnya, kebetulan adalah orang kafir? Saya mantap katakan: Kita mengikuti kemajuannya, bukan kekafirannya. Apalagi mengikuti kemajuan yang telah dicapai oleh kaum muslimin sendiri, semakin mantap.

Maka, jangan takut pada kemajuan karena kemajuan itu sesungguhnya adalah milik Islam, meskipun sebagian orang Islam belum memilikinya. Kalau dikatakan Islam menolak kemajuan, itu salah besar! Itu pasti yang berbicara adalah oknum; pasti dia itu tidak paham Islam.

Salah satu anak kandung kemajuan adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Adakah ayat atau hadis yang menolak ilmu pengetahuan dan teknologi? Jika ada, tolong tunjukkan! Tunjukkan pula dimana dan kapan ulama-ulama muslim dahulu pernah menolaknya?

Para ulama muslim dahulu sangat paham bahwa Islam tidak pernah menolak kemajuan, bahkan menjadi penggerak bagi setiap kemajuan. Maka, kita jumpai bahwa perkembangan sains justru berada di tangan mereka. Ibnu Sina, misalnya, yang di dunia Barat dikenal dengan nama Avicena, adalah Bapak Kedokteran dan hingga sekarang masih menjadi rujukan dasar dalam dunia medis. Ibnu Hayyan, Al-Khawarizmi, Al-Jabar, Ibnu Khaldun, Ibnu Rusyd dan sederet nama yang pernah sangat mengagumkan menemukan sains dan –diakui sendiri oleh orang-orang Barat-Eropa– menjadi dasar kebangkitan sains di dunia Barat-Eropa.

Tidak ada istilah dikotomi ilmu umum dan ilmu agama; itu warisan penjajah. Kita tidak mengenal dikotomi ilmu seperti itu. Dan di Pondok ini, doktrin yang diajarkan kepada santri adalah bahwa ilmu itu satu, tidak ada dikotomi. Ibnu Sina bukan saja seorang ahli kedokteran, namun ia juga seorang ahli agama dan seorang failasuf. Al-Khawarizmi dan Al-Jabar bukan sekedar seorang matematikawan, namun sangat fasih berbicara Al-Quran dan Hadis. Ibnu Khaldun dikenal sebagai Bapak Sosiologi karena cetusan teori-teori sosialnya yang luar biasa, namun ia juga seorang ahli dalam ilmu-ilmu syariah.

Siapakah yang menemukan angka '0' (nol), siapakah yang menemukan pecahan desimal, siapakah yang menemukan rumusan angka 1 sd 9, sehingga manusia kini dengan mudah menuliskan jumlah melalui angka? Bayangkan rumitnya jika hari ini seluruh transaksi dan nominal masih ditulis menggunakan angka romawi sebelum ditemukannya angka 1,2,3 dan pecahan desimal.

Cobalah Anda buka komputer, angka yang kita pakai sehari-hari sejatinya adalah 'arabic numeric'. Sedangkan angka yang kita asumsikan sebagai angka arab disebut 'hindi numeric'. Jadi, angka arab adalah jenis angka yang paling populer dan paling simpel digunakan di dunia sepanjang sejarah kemanusiaan. Banyak orang tidak sadar bahwa dunia sekarang memakai angka-angka arab.

Penemuan optik, rumus-rumus matematika dan kimia dasar, banyak dilakukan oleh ulama muslim klasik. Sementara di abad modern, kita kenal misalnya, B.J Habibie yang berhasil menemukan rumus keseimbangan pesawat, sehingga dipakai dalam industri pesawat modern sekarang ini, bahkan industri pesawat tempur. Oleh karenanya, di dunia kedirgantaraan, Habibie dikenal dengan 'Mr. Crack'.

Dalam hal metode penelitian (riset), para ulama ahli bahasa Arab dan ahli Hadis telah merumuskan metode yang sangat luar biasa. Dalam Hadis, mi­salnya, bagaimana memverifikasi dan mengkonfirmasi sebuah Hadis benar-benar berasal dari Rasulullah? Ini pekerjaan tidak mudah, butuh riset yang ketat untuk membuktikan otentitasnya.

Masih banyak contoh-contoh kemajuan dalam bidang sains dan teknologi yang disumbangkan oleh para ulama muslim klasik maupun modern. Jadi, kalau hari ini masih ada sekelompok umat Islam alergi terhadap kemajuan, berarti dia tidak memahami spirit Al-Quran dan Sunnah Nabi dan tidak paham sejarah.

Mestinya, seseorang yang sema­kin kuat keislamannya, semakin maju pikirannya. Jangan kebalik, menolak setiap kemajuan untuk menunjukkan identitas keislamannya. Semakin Islam, semakin bersih; semakin Islam semakin exellent. Jadi, Islam adalah agama yang berkemajuan.

Sekarang ini, kita punya pekerjaan besar utk membuktikan pada dunia bahwa memang Islam itu agama kemajuan. Generasi muslim harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Ja­ngan terlalu lama menoleh ke belakang, tapi tataplah terus ke depan. Apa yang sudah kita siapkan untuk masa depan umat dan kemanusiaan? Kontribusi apa yang telah kita sumbangkan?

Sekali lagi, kemajuan itu miliknya Islam, sekalipun banyak orang muslim belum memilikinya. "Hikmah (atau ilmu pengetahuan) itu miliknya orang muslim, maka dimana pun ia menemukannya, ia lebih berhak untuk mengambilnya" demikian wasiat Rasulullah SAW.