Menyadarkan orang bermacam-macam caranya: ada yang cukup dengan isyarat saja; ada yang harus memakai mauidhoh hasanah; ada yang harus berdebat terlebih dahulu (jidal); bahkan ada yang harus dengan cara keras menasehatinya.
Ada yang cukup sekali diberitahu langsung sadar; ada yang perlu berulang-ulang hingga ratusan kali. Maka, menanamkan dan menyadarkan nilai-nilai kebaikan janganlah lelah dan bosan.
Sebab, tugas kita hanyalah menyadarkan, soal apakah orang lain sadar atau tidak hal demikian itu masuk kategori hidayah Allah. Yang penting kita tidak boleh lelah memberikan penyadaran; meskipun kadang berhasil atau gagal.
"Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan ayat-ayat Allah." (Qs. [3]: 20)
"Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan." (Qs. [5]: 99)
Maka dari itu, orang baik tidak boleh lelah mendakwahkan kebaikannya. Orang benar tidak boleh bosan mendakwahkan kebenarannya. Demikian pula orang yang penyabar tidak boleh mutung menyabarkan orang lain.
Inilah yang disebut dengan orang saleh dan muslih. Orang muslih adalah orang yang kesalehannya dapat menyalehkan orang lain, bukan sekedar saleh untuk dirinya sendiri.
Rasulullah SAW, para sahabat, tabiin, dan generasi salafus-saleh berikutnya, jika hanya berhenti pada kesalehan pribadinya saja, maka yakinlah bahwa kebaikan dan keagungan Islam tidak akan pernah sampai kepada kita hari ini. Dengan demikian, fungsi risalah Islam menjadi tidak ada artinya.
Mengapa.orang-orang saleh harus terus memelihara kesalehannya dan dituntut menyebarkan kesalehannya pada orang lain? Karena orang-orang jahat pun sangat gigih menebarkan kejahatannya. Maka, orang baik harus mencari pengikut sebanyak-banyaknya, seperti halnya orang jahat yang terus mencari mangsa untuk dijadikan sekutu.
Setan tugasnya hanya satu: mencari teman sebanyak-banyaknya untuk menemaninya di neraka. Maka, cara apapun dilakukan setan untuk menggoda manusia karena targetnya adalah sebanyak-banyaknya pengikut.
Inilah sesumbar setan dan iblis di hadapan Allah: "Kemudian aku akan mendatangi mereka (manusia) dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (Qs. [7]: 17)
Kita harus bekerja keras dengan sepenuh hati, dengan totalitas dan keikhlasan yang tinggi dalam mendidik dan menyalehkan masyarakat, terutama anak-anak sebagai generasi penerus umat dan bangsa. Datangi mereka dari depan, belakang, kanan, kiri, atas dan bawah supaya mereka benar-benar berada di barisan orang-orang yang saleh dan muslih. Jangan kalah sama semangatnya setan.
Maka, orang baik, orang saleh dan orang yang berada di jalan kebenaran harus kuat iman dan mentalnya. Pemimpin yang baik dan saleh harus kuat supaya tidak mudah diintervensi oleh bisikan-bisikan jahat.
Orang-orang kaya yang baik dan saleh harus kuat, supaya kekayaannya membawa manfaat bagi masyarakat, bukan malah membawa malapetaka. Demikian pula orang-orang berilmu harus kuat, supaya ilmunya tidak malah digunakan untuk menghancurkan dirinya dan masyarakatnya.
Saatnya pejabat yang baik, aparat yang baik, orang kaya yang baik dan orang-orang yang berilmu yang baik, bersatu dan bersinergi menjadi sebuah kekuatan untuk melawan segala bentuk kejahatan dan kemungkaran. Jangan kalah dengan orang-orang jahat yang terus bersekutu dalam kejahatannya.
Sebelumnya:
Merasa Cukup; KH. Hasan Abdullah Sahal.