Sesungguhnya orang yang paling mulia di hadirat Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kalian. (QS al-Hujurat: 13)
Energy taqwa adalah sesuatu yang sangat abstrak, tidak tampak, dan hanya bisa dirasakan oleh orang yang bertaqwa itu sendiri. Kalaupun terlihat, itu
hanya bagian dari pantulan atau efek dari taqwa itu sendiri, karena taqwa itu adalah energy ruhani, kekuatan dari dalam. Karena itulah Rasulallah memberikan isyarat, bahwa taqwa itu “ha huna”, sambil menunjuk ke dada.
Taqwa ada di dalam hati. Untuk itu, tidak ada yang bisa mengukur berapa besar ketaqwaan seseorang bila tidak dibuktikan perkataan, anggota badan, pola piker, sikap, dan gerakan-gerakan amal.
Taqwa mengundang ilmu.
Allah SWT berfirman yang artinya: Bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan mengajarimu, (QS al-Baqarah 282).
Dengan bertaqwa, Allah akan memberikan ilmu langsung, tanpa di pe-
lajari. Dalam bahasa lain, Allah memberikan ilmu laduni, “min ladunna ilman” (QS al-Kahfi 65).Yaitu ilmu di mana seseorang tiba-tiba bias memimpin, bias menyelesaikan masalah, dll. Ilmu ini oleh Allah berikan kepada siapa saja, tanpa pandang bulu, baik kepada orang yang memiliki tingkat ketaqwaan rendah maupun tinggi.
Banyak peristiwa yang saya alami yang begitu menusuk perasaan, dan ternyata Allah membuat saya sabar, “saya dibuat sabar”. Sabar itu wasilah do’a yang sangat mustajab. Allah membuat saya sabar dan benar, diberi taufiq untuk berhasil. Sabar memiliki kekuatan yang dahsyat, ampetan yang besar, dan pahalanya juga besar.
Taqwa dijabarkan dengan akal, badan, lisan, dan amal. Lisan dengan perkataan-perkataan yang baik yang dijiwai. Pandangan positif, optimistis, inisiatif, selalu memikirkan maslahat orang banyak, dan berdagang dengan Allah.
Ayat Al-Qur’an, “Inna akramakum indaAllah atqakum,” dan sabda Nabi SAW, “At-taqwa hahuna,” semua diwujudkan dengan kerja keras dan segenap perasaan.
Orang yang bertaqwa memiliki cita-cita yang luhur. Orientasinya sangat jauh membangun masyarakat madani dan peradaban dunia. Untuk mencapainya, ia melakukan gerakan sosial kultur ekonomi.
Solusi atau jalan keluar telah dijanjikan oleh Allah bagi mereka yang bertaqwa. Solusi apa saja, seperti mendapatkan kemudahan dalam berusaha, dimudahkan dalam membuat jaringan, dikenalkan kepada banyak orang yang bisa dipercaya, banyak hal yang menurut logika sulit dilakukan tapi ternyata tanpa disangka-sangka terbuka jalan keluar dengan segala kemudahan.
Mendapatkan rezeki tanpa disangka-sangka.
Rezeki itu tidak terbatas pada uang atau materi saja. Rezeki juga berupa kesehatan yang prima, istri yang shalehah, anak-anak yang baik, tetangga yang baik, guru-guru yang baik, rumah yang nyaman, kendaraan yang baik dan bisa dipercaya, semua itu rezeki yang baik.
Pemahaman yang benar tentang rezeki akan membuat seseorang selalu bersyukur, karena semua yang terhampar di hadapanya adalah karunia dan anugrah.
Semua aktivitas di pondok ini, mendidik, mengajar dan bekerja, kita lakukan dalam rangka bertaqwa. Inilah arti taqwa yang dinamis dan produktif. Kita hendaknya menjiwai seluruh apa yang kita lakukan, tugas-tugas yang diberikan Pondok kepada kita jangan sampai lepas dari nilai keikhlasan, kesederhanaan, berdikari dan jaringan kemandirian, kebersamaan dan kebebasan.
Kita berpikir keras dalam rangka bertaqwa, bekerja keras dalam rangka bertaqwa, bersabar keras dalam rangka bertaqwa, begitu juga berdo’a keras dalam rangka bertaqwa.
Bahkan, kita berkorban untuk pondok dalam rangka bertaqwa. Kalupun kiat memiliki banyak masalah, jadikan ketaqwaan dan amal khidmatkita sebagai wasilah untuk memohon kepada Allah agar permasalahan kita diselesaikan Allah.
Kita berpikir keras dalam rangka bertaqwa, bekerja keras dalam rangka bertaqwa, bersabar keras dalam rangka bertaqwa, begitu juga berdo’a keras dalam rangka bertaqwa
Sebelumnya:
Seminar SDM Indonesia di Tazakka