Manajemen Waktu Ala Tazakka

Manajemen Waktu Ala Tazakka

إن الشباب والفراغ والجدة مفسدة للمرء أي مفسدة

"Sesungguhnya masa muda, kekosongan dan harta yang banyakmerusak pribadi seseorang dengan kerusakan yang nyata"

Masa muda, waktu luang dan kekayaan bila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan kerusakan bagi kepribadian seseorang. Oleh karenanya, dalam pola pendidikan pondok pesantren selama­ 24 jam diisi dengan berbagai ke­giatan dan aktivitas pendidikan, pembentukan karakter serta pembinaan akhlak dengan tidak

dicip­takan waktu kosong dari kegiatan. Karena kekosongan kegiatan di Pondok Modern Tazakka dapat­ mengakibatkan terbuangnya wak­tu­ untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

Dinamika kehidupan 24 jam di Pondok Modern Tazakka merupakan kegiatan yang cepat, padat, dan aktif, bahkan waktu istirahat dalam kamus pendidikan Tazakka bukanlah istirahat tanpa kegiatan, namun istirahat merupakan pergantian dari satu kegiatan ke ke­giatan lainnya.

Aktivitas tersebut dapat dilihat dari pengaturan waktu kegiatan pagi misalnya, aktivitas ini dimulai­ pukul 03.45, santri bangun tidur,­ kemudian berwudhu, lalu membaca al-Quran, dilanjutkan dengan­ sholat shubuh berjamaah di Mas­jid.­­ Usai sholat berjamaah,  san­tri dan guru berganti aktivitas de­ngan kegiatan tahsin qiroatil quran, pemberian kosakata dalam ba­hasa Arab dan Inggris, kegiatan bebas (olah raga, mandi, mencuci, piket kebersihan kamar dan kelas) sarapan pagi, persiapan masuk kelas­ hingga masuk kelas pada pukul 07.00.­

Santri keluar kelas pada pukul 12.15, dilanjutkan dengan sholat­ Dzuhur berjamaah lalu makan­ siang. Istirahatkah setelah itu? Tidak. Mereka malah harus menyiap­kan diri untuk masuk kelas sore pada pukul 14.00 – 14.45. Setelah itu shalat Ashar berjamaah dilanjutkan dengan tadarus Al-Quran sampai pukul 15.45. Ke­mu­dian­ kegiatan bebas­ dalam rangka pengembangan minat dan bakat melalui ekstrakuri­kuler maupun kursus-kursus keah­lian.

Pada pukul 17.10 seluruh santri sudah harus berada di Masjid, barangsiapa yang terlambat akan dikenai sangsi disiplin. Sambil me­nunggu waktu Maghrib, santri wajib­ membaca Al-Quran diawasi oleh pembimbing. Kemudian selesai­ Sholat Maghrib, santri melanjutkan membaca Al-Quran, dan bagi santri yang mendapat sangsi disiplin akan digelar­ Mahkamah Disiplin dan juga Mahkamah Bahasa, yaitu bagi santri yang melanggar disiplin bahasa dengan berkomunikasi tidak menggunakan bahasa resmi pondok; Arab dan Inggris.

Dilanjutkan dengan makan ma­lam, kemudian shalat Isya berja­maah di kamar masing-masing. Ini untuk melatih imamah dan sekaligus mengevaluasi cara sholat santri.­ Setelah shalat Isya, para santri me­lanjutkan dengan ak­ti­vitas­ belajar malam. Bia­sanya belajar malam   ter­bimbing oleh wali kelas masing-masing.

Padatnya kegiatan tersebut memang didesain supaya santri dapat mengelola waktunya dengan tepat, dan juga membiasakan diri dengan kegiatan-kegiatan yang ber­manfaat. Upaya ini didukung dengan disiplin yang tegas, serta pe­ngawasan antar kegiatan oleh asatidz pembimbing dan pengurus organisasi santri.

Dengan disiplin, santri dibiasa­kan­ mengatur waktunya dengan­ tepat, misalnya bila seorang san­tri berlama-lama mandi, atau men­cuci,­ bisa jadi ia akan terlambat masuk kelas pagi, hal tersebut kemudian mendapat tindakan disiplin keterlambatan.

Dasar yang dilandaskan dalam mengatur waktu untuk kegiatan adalah arti kepentingan, dengan­ motto; orang penting adalah orang yang tahu arti kepentingan. Kepen­tingan dilihat dari aktivitas­nya, waktunya dan bukan sekedar dari barang ataupun benda.

Semisal, dalam rangka mening­katkan kemampuan berbahasa, di­a­dakan kursus bahasa. Dalam hal olah raga, ada klub/persatuan olah raga, futsal, senam, bulu tangkis, basket dan lainnya.

Nah, dalam mengelola waktu luang­ ini santri akan berfikir aktivitas­ apa yang dipilih, dan waktu-waktu mana yang bisa dimanfaatkan karena kursus-kursus tersebut sudah diatur memiliki waktu pertemuan maksimal tiga kali dalam seminggu.­

Jadi dalam memenej waktu, santri­ mengetahui dasar peletakan­ ‘pen­ting’­ atau tidaknya kegiatan tersebut bagi dirinya. Sehingga mereka belajar menjadi orang penting,­ karena hanya orang pentinglah yang tahu arti kepentingan.

Orang penting adalah orang yang tahu arti kepentingan. Kepentingan dilihat dari aktifitasnya, waktunya dan bukan sekedar dari barang ataupun benda