Banyak orang beranggapan bahwa tujuan pendidikan adalah pengajaran. Yaitu, sekedar menyampaikan pelajaran kepada siswa atau mentransfer pengetahuan semata. Tujuan semacam itu belum benar! Karena dengan sekedar pengajaran, tujuan yang diharap dari pendidikan belum tentu dapat dicapai. Misalnya, pendidikan sebagai pengajaran mungkin berhasil melahirkan peserta didik yang cerdas. Namun pengetahuan yang dimilikinya
tak akan menghasilkan kebaikan bagi keluarga, masyarakat dan bangsanya. Bahkan bisa jadi, anak yang cerdas itu akan merusak nama baik semuanya, atau menghabiskan harta benda keluarganya.
Ingat, manusia yang hanya memeliki kecerdasan, ketika berbuat jahat akan lebih jahat dari pada orang bodoh. Sebab kecerdasannya akan membuat ia mampu menipu atau berkhianat secara lebih profesional, dan dengan kecerdasannya pula, ia akan membuat kerusakan yang lebih berbahaya dari yang dilakukan orang biasa.
Itulah barangkali yang dimaksudkan dalam sabda Rasulullah SAW, “barangsiapa bertambah ilmu (pengetahuan)-nya, tapi tetapi petunjuk yang diperoleh tak semakin bertambah, (maka) tak bertambahlah kedekatannya kepada Allah, melainkan akan semakin Jauh dari-Nya.
Pengatahuan memang sangat baik dan berguna, jika digunakan untuk kebaikan. Kita banyak membutuhkan pengetahuan, sebanyak kebutuhan kita terhadap keberadaan “jiwa” yang suci, hidup, dan terdidik. Ini sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW, “Sesungguhnya aku diutus (sebagai pemimpin) hanyalah untuk menyempurnakan kesopanan (bescheving) yang tinggi.
Ada juga yang berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengharap kekayaan. Menurut pendapat ini, segala hal di dunia bergantung pada kekayaan materi. Mereka yang berprinsip seperti ini, tak mau membiayai anaknya sekolah tinggi-tinggi. Ini dapat dipahami, karena dalam penghitungan ekonomi, uang yang diinvestasikan bagi pendidikan tidak akan memberikan keuntungan kembali (be-nefit). Akhirnya, anak-anak yang tengah sekolah, dicabut dari sekolahnya, padahal orang tuanya berkecukupan.
Tujuan mencari kekayaan bukannya tidak perlu, tapi hal itu jangan menjadi asas atau tujuan dalam pendidikan, karena akan menjadi penghambat kemajuan pendidikan kaum muslimin. Kewajiban orang tua itu mendidik.
Ada pula yang menganggap bahwa pendidikan merupakan jembatan agar anaknya kelak mendapat pangkat (jabatan). Yang terpenting bagi mereka adalah anaknya bisa disebut ‘ndoro’, tuan, atau priyai, dan lain-lain, meskipun pangkat atau pekerjaannya itu tak begitu bermartabat. Orang yang masih bertujuan semacam ini, seperti sedang memperdagangkan anaknya sendiri.
Tujuan mempertinggi derajat atau pangkat memang baik, tapi pengertian derajat atau pangkat itu yang keliru. Bagi saya, suatu pekerjaan dapat disebut berpangkat apabila pekerjaan itu dipenuhi dan berkesusaian dengan kebaikan.
Kalau begitu, ke arah manakah tujuan pendidikan atau aliran pendidikan yang sebenarnya bagi kaum muslimin? Tujuan pendidikan ialah menunjukkan jalan kebaikan kepada anak-anak, atau siapa saja, yang belum dapat berjalan dan memilih jalan dengan sendirinya. Pendidik bertugas untuk menunjukkan jalan kebaikan, sehingga anak didik menjadi baik dalam segala perbuatan, perkataan dan hatinya.
Lalu apa itu kebaikan? Yang dinamakan baik sepanjang ajaran Islam ialah yang tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya. (QS Adz-Dzariyat/51: 56). Orang yang tunduk kepada peraturan Islam, pasti hidupnya akan bermanfaat untuk kebaikan bangsa, tanah air, sanak family, dan diri sendiri. Kebaikan-kebaikan yang dihasilkan dari ketaatan kepada Allah SWT, niscaya akan mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia (sosial) dan memberi kontribsusi kepada kesejahteraan bersama.
Inilah tujuan dan harapan ahli pendidikan atau pendidik. Bagi mereka, pendidikan seharusnya bertujuan untuk membuat kehidupan manusia dipenuhi kebaikan yang sebenar-benarnya. Jadi, seharusnya, sistem pendidikan didasarkan kepada kebaikan-kebaikan yang telah ditentukan oelh Pengatur Alam ini, sehingga anak didik akan menjadi orang yang berperadaban tinggi. Tinggi derajatnya, dan akhirnya dapat membangun bangsa yang mulia.
Ilmu pendidikan (paedagigiek) adalah pengetahuan tentang bagaimana cara kita mendidik. Ilmu pendidikan ini lahir dari pengalaman (ervaring) dan percobaan menggunakan metode ilmiah. Tujuan mendidik yang berbeda-beda dihasilkan dari percobaan, tempat dan waktu perumusan yang juga tidak sama. Maka metode mendidiknya pun menjadi berbeda.
Tujuan pendidikan ialah menunjukkan jalan kebaikan kepada anak-anak, atau siapa saja, yang belum dapat berjalan dan memilih jalan dengan sendirinya. Pendidik bertugas untuk menunjukkan jalan kebaikan, sehingga anak didik menjadi baik dalam segala perbuatan, perkataan dan hatinya.