KIAI GONTOR KEMBALI KUNJUNGI TAZAKKA

KIAI GONTOR KEMBALI KUNJUNGI TAZAKKA

Tazakka– Pimpinan Pondok Modern Gontor, KH. ­Syamsul ­Hadi Abdan berkunjung ke Pondok Modern Tazakka (16/1) didampingi oleh Direktur KMI PM Gontor, KH. Masyhudi Subari, MA.Rombongan dari Gontor tiba di PM Tazakka dan disambut oleh Pimpinan Pondok, Pengurus Yayasan, Asatidz dan santri-santri PM Tazakka,­ kemudian langsung menuju masjid Az-Zaky untuk melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah. Usai sholat, Pimpinan PM Gontor dan Direktur KMI memberikan taushiyah dihadapan para santri dan asatidz.

Ustadz Anang Rikza meng­ungkapkan rasa ­syukur dan keharuan yang mendalam atas keha­diran para tamu istimewa dari PM Gontor tersebut. “Ini merupakan sejarah, karena kita dikunjungi oleh masyayikh dari Gontor seperti ini, ibaratnya Gontor sebagai Bapak sedang menjenguk putra­nya yaitu Tazakka, padahal kita ini pondoknya baru saja mulai. Subhanallah, ini rezeki yang besar buat Tazakka” ungkapnya.

KH. Syamsul Hadi Abdan dalam taushiyahnya menyampaikan tentang sejarah awal berdirinya PM Gontor yang saat itu dengan fasilitas yang sangat terbatas. Namun dengan keikhlasan dan kesungguhan, Gontor saat ini sudah berkembang sedemikian rupa. “Alhamdulillah fasilitas di PM Tazakka sudah lengkap, bangunannya bagus, masjidnya indah, guru-gurunya sudah S1 dan S2, maka tinggal semangat dan kesungguhan kalian (santri) dalam menuntut ilmu di Pondok ini. Ingat, man jadda wajada” ungkap Beliau .

KH. Masyhudi Shubari dalam taushiyahnya menambahkan bahwa dalam pendidikan di Pondok Pesantren semuanya harus aktif dan selalu bergerak. Karena dalam gerakan ada barokahnya. Filosofi mahfudzat ‘man saara alad-darbi washala’, barangsiapa yang berjalan pada relnya, ia akan sampai di tujuan.Saara’ kata Ustadz Masyhudi, dapat diartikan bergerak dan aktif. “Maka gerakkan otakmu, gerakkan badanmu, teman-teman dan masyarakat, insya Allah kamu akan mendapat berkah. Begerak juga harus tahu dimana, harus tahu jalannya, hingga akhirnya sampailah ia pada tujuannya. Jadi santri harus aktif, tahu potensinya, tahu jalannya maka ia akan sampai tujuannya” jelasnya.

Adapun KH. Hasan Abdullah Sahal yang datang pada sore harinya, memberikan pengarahan khusus kepada guru-guru PM Tazakka. Menurut Beliau ada tiga hal yang harus diperhatikan para asatidz dalam menjalankan pendidikan kehidupan di Pondok. Yaitu status, posisi dan orien­tasi. “Status pesantren adalah lembaga pendidikan yang ‘munzirul qaum’, yaitu pencerah umat, maka pesantren jangan berubah statusnya menjadi bengkel buruh” tandasnya.

Kiai Hasan juga menegaskan bahwa posisi guru­-guru harus menjadi 3 R, yaitu Raid (Komandan), Rais (Pemimpin) dan Raa’i (Pengasuh). “Jangan cuma jadi pengasuh tapi tidak memimpin, atau memimpin tapi tidak mengasuh” jelasnya.

Sedangkan orientasi pesantren adalah lillahi ta’ala. “Jangan salah, jangan mendirikan pesantren karena ekonomi, bisnis, politik atau karena supaya populer” tegas beliau.