Teguh Suhardi“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah” (HR. Muslim), kuat dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk kuat secara ekonomi, karena dengannya, seorang mukmin lebih berpeluang untuk melakukan kebaikan dengan harta yang diamanahkan kepadanya.
Teguh Suhardi, sosok pebisnis muslim yang menekuni usahanya dengan sabar dan penuh perjuangan yang mehantarkannya menjadi seorang pengusaha sukses. Pandangan-pandangan dan cara hidupnya, menarik dan menginspirasi banyak orang, termasuk kalangan pengusaha dan generasi muda. Bagi beliau, jadi pengusaha itu belum bermanfaat kalau tidak dalam jalur kebaikan. Hares Adam dan Richy dari KMT berkesempatan mewawancarai beliau dan berikut petikan wawancaranya.
Sebagai seorang pengusaha muslim, apa konsep bisnis yang bapak terapkan?
Saya dalam berbisnis harus sesuai dengan keyakinan saya. Saya sebagai seorang muslim, maka saya harus mengatakan Islam itu harus diperjuangkan dan diamalkan. Karena itu konsep bisnis yang saya terapkan harus selalu berorientasi kepada nilai-nilai Islam. Di dalam Al-Qur’an dan Hadits shahih, banyak diterangkan tentang masalah bisnis yang halal. Rosulullah SAW sendiri semenjak kecil sudah mulai belajar bisnis dan berdagang bahkan sampai ke negeri Syam.
Dunia bisnis itu terkadangberada di wilayah “ abu-abu “, artinya halal dan haram menjadi sesuatu yang campur aduk, jika tidak jeli dapat tergelincir apabila tidak punya idelisme dan komitmen yang tinggi pada nilai- nilai agama. Bagaimana menurut bapak?
Memang saya rasakan demikian, makanya saya ingin konsisten, saya punya komitmen bahwa saya harus selalu menjalankan nilai-nilai Islam dalam berbisnis, oleh karena itu sebagai pengusaha muslim tentu ada situasi saya merasa terasing, mengapa?, karena sistem yang ada belum pas dengan apa yang kita inginkan sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Dalam berapa hal kalau di dalam Al-Qur’an disebutkan babi itu haram, kita gampang menghindar, namun kaitannya dengan bisnis itu sulit, karena kadang hukum ekonomi pasar secara tidak langsung kita melakukannya sadar atau tidak.
Pengalaman seperti ini dulu pernah saya alami. Suatu hari saya berjualan beras di Weleri dalam satu hari lima rit beras laku luar biasa, beras dari Cirebon saya hadang di Banyuputih, sampai Weleri harus masuk toko saya, ternyata di kemudian hari setelah saya pahami cara ini adalah cara bahlul. Karena seharusnya orang Cirebon ini harus tahu harga pasar dulu baru menawarkannya kepada saya, tapi dulu itu saya lakukan –dan ini tidak dibenarkan dalam Islam. Seharusnya beras dari Cirebon masuk ke pasar Weleri dulu baru saya beli.
Memang kadang kita tidak bisa lepas sepenuhnya dari nilai ke-bahlul-an itu karena ada yang tidak tahu dan karena ada yang sulit untuk menghindar. Contoh lain dari bisnis bahlul, suatu ketika saya jadi rekanan Bulog, harga gabah itu ditentukan 3 bulan sebelum dipanen, ketika masa panen beras harganya anjlok, bagi para “tengkulak” inilah waktunya membeli beras sebanyak banyaknya karena harga di pasaran sangat murah namun para rekanan dapat menjual ke Bulog dengan harga tinggi dari harga pasaran.
Ketika harga beras mahal maka harga Bulog lebih rendah dari harga pasaran yang mengakibatkan para rekanan Bulog harus bisa mendapatkan beras, karena harga dipasaran mahal, maka para rekanan sulit untuk mendapatkan beras yang bagus. Banyak para rekanan Bulog yang “nakal” dengan cara mencampur beras yang lama dengan yang baru hal ini dimaksudkan agar para rekanan tetap bisa setor ke Bulog karena sudah terikat dengan perjanjian.
Contoh yang lainnya, boleh saja anda bisa mengatakan bahwa minuman keras itu haram, orang yang baru melahirkan anak, minumnya adalah anggur kolesom, dan di kemudian hari itu saya baru sadar ketika saya bertemu anggota DPR dari salah satu parpol Islam. Padahal itu saya jual selama 10 tahun, mudah-mudahan Allah menerima tobat saya, saya juga berhenti berjualan rokok setelah Majelis Tarjih mengatakan bahwa rokok dilarang, padahal hasil terbesar usaha saya adalah hasil dari jualan rokok dan minyak goreng. Saya tidak merokok dari kecil dan berhenti jualan rokok sejak 16 juni 2010. Jadi seorang muslim itu paling sulit menghindari maksiat yang tidak terlihat, dan orang sering tidak sadar melakukannya.
“Jadi seorang muslim itu paling sulit menghindari maksiat yang tidak terlihat, dan orang sering tidak sadar melakukannya.”
Selain seorang pebisnis, Bapak juga terlibat dalam banyak kegiatan sosial keagamaan, apa yang melandasi semangat Bapak sehingga meskipun memiliki kesibukan mengurus bisnis yang demikian padat masih sempat meluangkan waktu untuk kemasyrakatan?
Imam Al-Ghazali itu mengatakan manusia itu akan rusak kecuali orang yang yang baik, orang yang baik itu akan rusak kecuali orang yang beramal, orang yang beramal itu akan rusak kecuali yang ikhlas. Dan sering juga disampaikan oleh ustadz Anang apapun kebaikan yang kamu lakukan maka itu untuk diri sendiri dan apapun keburukan yang kamu lakukan itu juga untuk diri sendiri. Dan apa bila kamu melakukan kebaikan, (kata Allah) tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula.
Sebagai seorang muslim yang berkarya, saya ingin melakukan sebuah “action” yakni melakukan kebaikan yang lebih bermanfaat kepada orang banyak, toh kebaikan itu juga sebenarnya untuk saya. Saya mengurusi rumah sakit Islam dikendal yang setelah 14 tahun berkembang, saya juga mendirikan Panti Asuhan, Akademi Perawat dan bersama Hidayatullah saya mendirikan playgroup, SMP, dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Aktifitas sosial saya, yang tidak bisa dibayar itu, sesungguhnya itu yang sangat luar biasa.
Ketika saya mendirikan rumah sakit QIM, bentuknya PT bukan yayasan. Saya banyak belajar dari pengalaman bersama RSI Kendal. Rumah sakit QIM dilihat dari struktur bangunannya berbeda, dari pengalaman saya dirumah sakit Kendal yang sudah 14 tahun dan juga membaca undang-undang jika terjadi suatu bencana gedung kabupaten, sekolah, hotel dan gedung lainya boleh roboh, tapi untuk rumah sakit tidak. Saya ikut menopang ZIS Republika area Jawa Tengah. Saya punya keyakinan bahwa ini manfaatnya besar, untuk membina para pengusaha produktif, sekarang saya bisa membuka BPR Syariah yang ilmunya saya dapat dari ZIS Republika. Dan ini semua memberi berkah bagi bisnis saya.
Oleh karena itu saya selalu mengembangkan kesadaran untuk tahu nilai-nilai Islam dan menjalankan nilai-nilai Islam tersebut. Motivasi saya untuk menjalankan kegiatan sosial dengan nilai-nilai Islam adalah semata-mata hanya untuk mendapatkan ridlo Allah. Tidak ada sesuatu yang sia-sia selama anda melakukan kebaikan.
Apa motivasi Bapak bersedia menjadi Ketua Panitia Pembangunan Pondok Modern Tazakka?
Banyak, Pertama saya berasal dari Batang. Kedua, saya mempunyai visi yang sama dengan ustadz Anang yaitu saya ingin membangun Peradaban Islami di Batang. Ketika saya bertemu dengan Ustadz Anang, saya baru melangkah di Batang, karena meskipun saya lahir di Batang saya berbisnis di Kendal. Ketika itu saya diamanahi untuk membuat Universitas Islam Kendal. Pada waktu itu saya ingin mengambil ke-bidanan-nya dan saya ingin menempatkannya di Batang. Karena tidak bisa akhirnya saya mendirikan Rumah Sakit Qim.
Kenapa kok rumah sakit?, karena Batang adalah satu-satunya Kabupaten yang belum mempunyai Rumah sakit swasta, sehingga Batang setiap tahunnya menerima dokter spesialis tetapi tidak pernah terpenuhi. Banyak orang Batang yang sakit tapi larinya ke Pekalongan, karena rumah sakit yang berada di Batang sudah penuh. Dan ketika saya ingin mendirikan lembaga pendidikan saya bertemu dengan Ustadz Anang Beliau mengatakan “Pak saya sudah bertahun-tahun ingin mendirikan pondok tapi belum terlaksana”, lalu saya jawab “baik, ayo kita sama-sama“. Pondok pesantren yang sedang dibangun ini nantinya adalah pondok yang terjangkau tegas ustadz. Pondok ini nantinya juga akan memberikan pendidikan yang tidak kalah dengan umum, yang berwawasan luas dan berilmu tinggi dan ini perlu didukung.
Namun diluar itu saya punya cita-cita ingin mendirikan Perguruan Tinggi di Batang dan lain sebagainya, untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mumpuni, karena bagaimana nantinya ketika di Batang mulai banyak industri dan lain sebagainya namun tenaga kerjanya bukan orang Batang, saya ambil contoh di rumah sakit QIM, 60% pekerjanya bukan orang Batang dan orang Batang yang 40% ini kebanyakan adalah tukang sapu, office boy, supir, tukang parkir. Nah, inilah kenapa kita harus meningkatkan sumber daya manusia Batang, disamping itu untuk meningkatkan sumber daya manusia di sekitar Batang.
Apa Harapan Bapak untuk Tazaka?
Saya berharap Pondok Modern Tazakka bisa dibuka lebih cepat tidak usah menunggu Pondok siap seluruh bangunanya. Begitu sudah jadi beberapa kamar dankelas harus segera dimulai. Karena jika sudah berjalan maka Pondok ini akan lebih cepat pertumbuhannya. Saya juga berharap Ustadz Anang mempunyai standardisasi Ustadz yang akan mengajar di Tazakka. Para ustadz Tazakka harus pendidik yang benar-benar ingin mengabdikan dirinya di tazakka, ikhlas mempunyai keterpanggilan, berilmu tinggi dan Pendidik yang mampu mendidik, bukan hanya sekedar mampir saja di Tazakka.
Biodata Pribadi :
Nama Lengkap : Teguh Suhardi
TTl : Batang, 06 Juni 1958
Istri : Muslikhah Karyadi
Anak : Hikmah Hijriyati
Hobi : Membaca
Nama Orang Tua : Kasponadi
Pendidikan : 1. Sarjana Muda Pend. IKIP Jurusan Duni Usaha Lulus 1980
2. SMEA Batang Lulus 1977 3. SMP Limpung Lulus 1974 4. SD Gumawang Lulus 1971
Pengalaman Karier : 1. Guru
2. Penyiar Radio
3. Ketua II Kospin Jasa
4. Direktur Utama Rumah Sakit QIM Batang
5. Komisaris Utama PT. BPRS PNM Binama Semarang
Sebelumnya:
CV. KHOLAM: Yang Muda Yang BerkaryaBerikutnya:
Pemimpin yang Bisa Memimpin