Sistem Pendidikan Pondok Modern: Falsafah Pendidikan Pondok Modern Tazakka (2)

Sistem Pendidikan Pondok Modern: Falsafah Pendidikan  Pondok Modern Tazakka (2)

Pondok Modern Tazakka mempunyai Falsafah Pendidikan yang dijadikan sebagai pedoman dan dasar-dasar kehidupan serta dinamika pendidikan di Pondok dalam mendidik santri-santrinya. Adapun Falsafah Pendidikan di Pondok Modern Tazakka adalah sebagai berikut:

6.      Tahu kepentingan, dan hanya pejuang yang tahu arti perjuangan. Orang yang tidak paham arti kemajuan, tidak pernah mengerti pedihnya kemunduran.

Dalam proses pendidikan melalui penugasan, latihan kepemimpinan, kerja kelompok, kerja bakti dan interaksi kehidupan di asrama selama 24 jam ditanamkan nilai perjuangan dan keikhlasan. Sehingga menjadi dasar beraktifitas di pondok, karena hanya pejuanglah yang dapat memahami arti perjuangan dan hanya orang penting yang mengetahui arti kepentingan. Dengan dinamika pondok yang mengalami pasang surut, santri akan lebih mengerti hakekat kemajuan.

Mengetahui tingkatan permasalahan dari yang penting dan yang kurang penting menjadi dasar untuk beraktifitas dan berjuang, sehingga dengan mengerti, tahu, memahami dan melaksanakan,santridapat belajar tentang perjuangan.  Selain itu, pengetahuan atau ilmu adalah kunci dari kegiatan di pondok, tetapi bukan hanya sekedar tahu tapi juga berpengalaman dengan terjun langsung. Dengan demikian diharapkan menjadi orang pentingdengan mengetahui kepentingan, serta menjadi pejuang dengan tahu arti perjuangan.

7.      In uriidu illa al-ishlahmaa istatha’tu (QS. Hud : 88).

(aku tidak menginginkan sesuatu kecuali hanyalah perbaikan, sekuat yang aku mampu lakukan).

Segala bentuk pendidikan di pondok didasari oleh keinginan untuk memperbaiki dengan usaha yang maksimal semampu yang dapat dilakukan. Manusia pastilah memiliki aib, dosa dan kekurangan, tetapi dengan kekurangan tersebut bukan berarti tidak bisa berbuat baik. Nilai kebaikan, dari berbuat baik dan memperbaiki dengan usaha yang maskimal inilah yang menjadi nafas pendidikan di PM Tazakka, sehingga segala bentuk perbaikan mulai marah ataupun dimarahi, menguhukum atau dihukum di pondok didasarkan atas niatan untuk perbaikan.

8.      Khair al-naas anfa`uhum li al-naas

(sebaik-baik manusia adalah yang dapat bermanfaat untuk orang lain(

Nilai ini terambil dari hadis nabi, sehingga salah satu tujuan pendidikan pondok adalah mengkader santri-santrinya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, dan tidak menjadi beban bagi orang lain sesuai yang diharapkan oleh Nabi.

9.      Pendidikan itu by doing, bukan by lips.

Pendidikan di pondok bukan hanya sekedar diceramahkan, atau di pidatokan akan tertapi juga dilakukan dengan uswah hasanah, sehingga santri dapat memahaminya dengan lebih kongkrit serta meneladaninya. Dimulai dari pembekalan melaui ceramah, pengarahan kemudian naik menjadi penugasan serta pengawalan dan berakhir dengan uswah hasanah.

10.  Perjuangan memerlukan pengorbanan: bondo, bahu,  pikir, lek perlu sak nyawane.

Dalam setiap perjuangan pastilah memerlukan pengorbanan, di PM Tazakka ditanamkan jiwa berjuang dan jiwa berkorban, dengan segenap yag dimiliki, dari harta, tenaga, pikiran bahkan kalau diperlukan jiwa atau nyawa sekalian.

11.  Berbuatlah melebihi apa yang telah diperbuat oleh para pendahulu.

Berprestasi dan selalu melakukan kebaikan adalah nilai yang selalu ditanamkan di PM Tazakka. Bahkan bila diperlukan berusaha dengan sebaik mungkin dan sebanyak mungkin sehingga dapat mengimbangi apa yang telah dilakukan para pendahulu kita, bahkan lebih banyak lagi.

12.  Hanya orang penting yang tahu kepentingan, dan hanya pejuang yang tahu arti perjuangan.

Pondok menanamkan mental penting, yaitu menganggap segala sesuatu itu penting dari hal yang kecil hingga hal yang besar. Dan dengan mengetahui hal-hal penting, maka santri akan menjadi orang penting.

13.  Sederhana tidak berarti miskin.

Sederhana dalam pandangan pesantren berarti wajar, sesuai kebutuhan, tidak pasif atau nrimo, tidak juga berarti miskin atau melarat. Justru dalam kesederhanaan ini terdapat kekuatan yang dahsyat yaitu nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi semua aral ujian yang menghadang, agar menatap hidup lebih dinamis dan tegar dalam menghadapi ujian perjuangan hidup. Dan dalam kehidupan di pesantren inilah nilai-nilai kesederhanaan itu akan ditanamkan kepada seluruh santri. Di balik kesederhanaan itu akan terpancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala kondisi sesulit apapun. Bahkan pada jiwa kesederhanaan inilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat sebagai syarat mutlak untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam semua ruang lingkup kehidupan.