H. Asyari

H. Asyari H. Asyari

H. AsyariH. Asyari “Tazakka Harus Dibela, Dibantu dan Diperjuangkan”

Hampir setiap pengajian AHAD PAGI di Aula Kecamatan Bandar, terlihat sosok seseorang berseragam lengkap TNI. Ia tak lain adalahH. Asyari.Kehadiran pria kelahiran Demak, 2 juli 1961 di AHAD PAGI dengan pakaian dinas tentara bukanlah tanpa alasan, karena ketika hari Ahad ia selalu mendapat tugas piket di pos KoramilBandar.

H. AsyariH. AsyariTentara yang pernah dua kali ditugaskan ke Timor Timur ini berpendapat bahwa banyaknya unsur yang menghadiri pengajian AHAD PAGI seharusnya menjadikan bukti bahwa pengajian ini dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat, baik dari pegawai negeri sipil, tentara, polisi, pejabat, petani, pedagang, swasta dan lainnya. Sekaligus sebagai bukti bahwa Tazakka memang untuk semua golongan dan memliki visi menjadi perekat umat.

Menurut bapak dari tiga anakiniTazakka adalahwadah untuk membangun sumber daya manusia,tidak hanya membangun ruhaninya, tetapi juga jasmaninya untuk generasi mendatangyang lebih baik.“Karena Tazakka ini adalah milik umat, karena sudah diwakafkan dan bukan milik perorangan, maka ia menjadi tanggungjawab bersama dan harus dibela, dibantu dan diperjuangkan” katanya penuh antusias.