Dr. Marlinda Irawanti, SE, M.Si adalah sosok multi talenta: selain sebagai ibu rumah tangga yang sukses, ia adalah seorang aktivis yang aktif di gerakan-gerakan pemberdayaan masyarakat. Kiprahnya yang menasional membuatnya memiliki pengalaman yang banyak tentang ke-Indonesiaan, karenanya ia telah mengunjungi hampir seluruh pelosok negeri ini. Namun, siapa kira, bahwa Dr. Marlinda juga seorang pakar komunikasi?
Pengetahuannya tentang persoalan negeri ini membuatnya tidak bisa berhenti dari beraktifitas dan terus melakukan gerakan-gerakan untuk memberdayakan masyarakat agar terwujud masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Itulah diantara mimpi dan harapannya untuk Indonesia. Berikut petikan wawancara dengan Redaktur KMT, Edi Buana:
Menurut Bu Marlinda bagaimana demokrasi Indonesia saat ini?
Euphoria demokrasi dengan sistem pemilihan langsung yang telah kita laksanakan mulai era reformasi telah banyak menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara karena dalam kurun waktu 15 tahun terakhir ini (reformasi 1998). Sistem Demokrasi Pancasila seolah ditinggalkan, masyarakat menjadi pragmatis dan transaksional, nilai-nilai luhur Pancasila terkoyak untuk kepentingan-kepentingan sesaat, pemilihan kepala desa secara langsung, pemilihan kepala daerah secara langsung, pemilihan gubernur dilanjutkan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden, banyak menyisakan permasalahan di masyarakat paling bawah, hubungan kekeluargaan yang hancur, saling membenci, tindak kekerasan, hilangnya rasa persatuan, musyawarah kekeluargaan yang mulai punah, politik uang yang semakin merasuk ke sendi-sendi kehidupan masyarakat dengan perkataan “wani piro” menjadi budaya baru
untuk mendapatkan keuntungan sesaat tanpa memperdulikan kepentingan yang lebih besar yaitu kelangsungan Bangsa dan Negara yang kita cintai.
Indonesia sebagai Negara yang ideologinya adalah Pancasila, dan Pancasila sebagai dasar Negara menjadi sumber dari segala sumber hukum Negara. Pancasila harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara, suka atau tidak demokrasi kita adalah demokrasi Pancasila.
Bagaimana masa depan Indonesia menurut Ibu?
Indonesia adalah negara besar, merupakan kawasan paling dinamis dalam percaturan ekonomi dan politik dunia yang memiliki 1.280 suku bangsa dengan berbagai aliran kepercayaan dan agama; 17.508 pulau besar dan kecil membentang sepanjang 3,5 juta mil (1/8 keliling dunia). Maka, tugas kita semua berat untuk meluruskan kembali arah perjuangan reformasi 1998, dan dengan penuh optimisme partai-partai politik agar dapat melahirkan para pemimpin di berbagai tingkatan yang memahami, menghayati dan mengamalkan makna demokrasi Pancasila.
Menurut Ibu, apa yang dapat masyarakat harapkan dari para calon pemimpin?
Banyak yang rakyat bisa harapkan pada calon pemimpin. Karena semua pemimpin Indonesia adalah pilihan rakyat langsung, rakyat yang memilih. Sebaiknya jangan hanya tanyakan apa yang negeri ini bisa berikan kepada kita, tapi tanyakan apa yang bisa kita berikan untuk negeri ini.
Nah, ini kan tahun politik, maka mari kita jadikan tahun politik 2014 ini sebagai awal perjuangan kita untuk memilih pemimpin-pemimpin yang amanah dan cerdas dan sekaligus mendidik masyarakat agar tidak terjerumus dalam “money politic”, berpikir pragmatis dan transaksional, sebaliknya harus menjadi teladan dalam membela dan mengamalkan Pancasila agar semakin mudah difahami, dihayati dan diamalkan untuk mewujudkan Keadilan Sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Apa harapan Bu Marlinda untuk Indonesia ke depan?
Cita-cita saya, Indonesia ke depan harus mempunyai pemimpin-pemimpin yang amanah, adil dan jujur. Masyarakat yang sejahtera membuat Indonesia tetap berjaya. Saya optimis, Indonesia bisa.
Apa prinsip hidup Ibu?
Prinsip saya dalam hidup adalah sebagai khalifah Allah di muka bumi ini saya ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, dan senantiasa menebarkan kebaikan pada orang lain, karena prinsip saya, kebaikan-kebaikan itu akan kembali pada diri kita sendiri .
Kan ada ayatnya, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” Agar tidak mendustakan nikmat, maka harus bermanfaat bagi orang lain. Hadis Rasul berbunyi, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.” Agama Islam kan mengajarkan seperti itu.
Apa harapan Bu Marlinda untuk Tazakka ke depan?
Tazakka sebagai garda terdepan di Jawa Tengah untuk melahirkan calon-calon pemimpin bangsa dan negara Indonesia. Tazakka merupakan icon Batang ke depan, dan melihat perkembangan Tazakka yang cepat ini, maka saya berdoa Tazakka akan mewarnai dunia suatu hari kelak. Amin.