Di zaman moderndengan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks, tak banyak orang yang mau meluangkan waktu untuk sekedar peduli terhadap lingkungan. Semakin seorang menjadi pekerja keras, semakin sedikit waktu untuk bersosial. Namun tidak begitu dengan Hj. Antik, menjadi pekerja keras bukan berarti menjadi orang yang apatis terhadap masyarakat. Baginya, antara kerja keras dan kepedulian sosial justru dianggap sebagai harmoni indah yang membuatnya saat ini menikmati kebahagiaan hidup.
Di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga dan membantu suami mencari nafkah sebagai pedagang sembako di Pasar Bandar, ia masih meluangkan waktu untuk berkiprah bersama anshar-anshar yang lain di Tazakka. Peran ‘belakang layar’ yang dilakoni ibu tiga anak ini sangat berarti, terbukti pada setiap kegiatan yang diadakan oleh Tazakka, khususnya bagian penyedia konsumsi, Hj. Antik selalu terlibat. “Sudah menjadi tradisi di Tazakka setiap kali ada pengajian, pasti disediakan makan” tuturnya. Ia akan tersenyum gembira bila semua jamaah yang hadir di pengajian kebagian jatah makanan.
Sebagai seorang ibu, ia selalu memotivasi anak-anaknya agar sungguh-sungguh dalam meraih cita-cita dan dalam setiap usaha harus diiringi dengan do’a. Ia mengungkapkan bahwa pendidikan agama dan budi pekerti sangat penting untuk anak-anak. Maka dua dari tiga anaknya, ia masukkan ke pesantren. Menurutnya, pendidikan di pesantren memiliki stimulus yang berbeda, dan yang terpenting di pesantren ada keteladanan.
Kesyukuran juga ia ungkapkan dengan berdirinya Pondok Modern Tazakka di kecamatan Bandar, kabupaten Batang, maka anak laki-lakinya yang terakhir tidak usah jauh-jauh ia pondokkan ke luar kota. “Kalau yang dekat ada dan insya Allah berkualitas, kenapa harus jauh-jauh ke luar kota”, begitu katanya.(@fauzi)
Sebelumnya:
Kapolres dan Jajaran Kunjungi TazakkaBerikutnya:
Richy Yuni Fridihanto BISA KARENA BIASA