TAZAKKA – Kunjungan Para Delegasi Persatuan Universitas Islam se-Dunia atau biasa disebut Rabithah Al-Jamiat Al-Islamiyyah (Islamic Universities League) ke Pondok Modern Tazakka diagendakan untuk meletakkan batu pertama Perguruan Tinggi Tazakka, Ahad (17/9/2017).
Bertempat di sebelah Barat kampus Pondok Modern Tazakka, batu pertama Perguruan Tinggi Tazakka diletakkan oleh Sekjen Rabithah, Prof. Dr. Jakfar Abdul Al-Salam, Mantan Rektor Universitas Al-Azhar Kairo, Prof. Dr. Abdul Hayyi Azb dan para delegasi lainnya.
Turut hadir dalam rombongan, Dekan Fak. Humaniora Universitas Al-Azhar Kairo Prof. Dr. Nabil Muhammad Taufiq Al-Samaluti, Wakil Dekan Fak. Pendidikan Univ. Suez Canal Prof. Dr. Syakir Razak Taqiyuddin, Sekjen Lembaga Pengembangan Perguruan Tingggi Rabithah yang bermarkaz di London, Inggris Prof. Dr. Ahmad bin Salim Bahmam dari Riyadh dan Direktur Hubungan LN dan Kerjasama Internasional Walid Abdul Munim.
Sekjen Rabithah Prof. Jakfar dalam sambutannya menyampaikan rasa haru dan bangga yang luar biasa. Dirinya menyampaikan bahwa enam tahun yang lalu ikut meletakkan batu pertama Pondok Modern Tazakka ini.
"Sekarang sudah dapat dilihat perkembangannya yang pesat, dan hari ini pun adalah hari bersejarah diletakkannya batu pertama Perguruan Tinggi Tazakka" tuturnya.
Di hadapan para delegasi Rabithah dan Pimpinan Pondok serta hadirin, beliau menyampaikan akan mendorong dan terus membina rintisan Perguruan Tinggi Tazakka supaya ke depan dapat bekerjasama dan sejajar dengan Perguruan-perguruan Tinggi lain yang tergabung dalam keanggotaan Rabithah yang berjumlah sekitar 200an perguruan tinggi tersebar di berbagai benua.
Ungkapan senada disampaikan pula oleh Mantan Rektor Al-Azhar Kairo Prof. Abdul Hayy Azb. Ia menyampaikan rasa haru karena baru pertama kali berkunjung ke Tazakka, namun langsung merasakan atsmosfir yang sama seperti di Al-Azhar.
"Saya melihat ini seperti miniatur Al-Azhar di Kairo, orang-orang bekerja keras dengan keihlasan yang tinggi, penuh dedikasi dan tanggungjawab untuk membina generasi yang akan datang" imbuhnya
Ia juga menegaskan bahwa semua akses yang dimiliki, baik selama menjabat sebagai Rektor Al-Azhar maupun jabatan-jabatan akademis strategis lainnya di belahan dunia, akan dikerahkan untuk ikut mendorong perkembangan Perguruan Tinggi Tazakka. Bahkan, Mantan Rektor Al-Azhar itu berikrar mendedikasikan dirinya wakaf profesi sebagai dosen terbang pada Perguruan Tinggi Tazakka nantinya.
Di tempat yang sama, Pimpinan Pondok Modern Tazakka KH. Anizar Masyhadi menjelaskan bahwa ke depan Bandar dan sekitarnya akan menjadi kawasan pendidikan yang maju dan menjadi salah satu destinasi pendidikan nasional, bahkan internasional.
"Di Tazakka saat ini setidaknya ada santri yang berasal dari lebih 15 provinsi di Indonesia, bahkan ada 5 orang santri asal Malaysia, artinya Bandar ini sudah menjadi destinasi pendidikan nasional dan internasional, alhamdulillah" tukasnya.
Mantan Sekretaris Duta Besar RI di Damaskus itu kembali menegaskan, bahwa hal ini adalah bentuk investasi sumber daya manusia yang sesungguhnya dan wujud pengabdian Tazakka kepada Batang dan Indonesia.
"Mohon dukungan dan doa dari semua kaum muslimin bahwa di atas tanah yang baru saja dibeli dan sudah menjadi hak milik Tazakka ini, segera akan terbangun Perguruan Tinggi Tazakka" imbuhnya.
Usai peletakan batu pertama, para delegasi Rabithah juga menyampaikan kuliah umum tentang Islam dan Tantangan Iptek Masa Depan di depan para santri dan guru-guru yang bertempat di Masjid Az-Zaky Pondok Modern Tazakka.
KH. Anang Rikza Masyhadi, MA dalam keynote speechnya menyatakan bahwa pendidikan adalah sarana utama mencapai kemajuan hakiki sebuah bangsa.
"Bangsa-bangsa maju di dunia semuanya bertumpu pada dasar pendidikan yang maju, tanpa pendidikan yang berkualitas jangan harap bangsa bisa maju, maka dari itu pendidikan adalah investasi paling mahal yang dimiliki bangsa-bangsa maju di dunia" paparnya.
Malam harinya, delegasi dijamu makan malam oleh Direktur Utama PT. RS. QIM, H. Teguh Suhardi di aula QIM. Bersamaan dengan itu, Pimpinan Pondok Tazakka mengundang para rektor dan dekan perguruan tinggi yang ada di Jawa Tengah dan DIY untuk mendiskusikan peluang kerjasama pendidikan dan kebudayaan dengan perguruan tinggi dunia di bawah Rabithah.
Nampak hadir malam itu utusan dari IAIN Pekalongan, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, IAIN Solo, IAIN Salatiga, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan beberapa Pimpinan Pondok Pesantren di Jawa Tengah.
Diskusi yang dipimpin langsung oleh KH. Anang Rikza Masyhadi, MA dalam bahasa Arab dan Inggris itu berlangsung hangat yang memunculkan rumusan rintisan kerjasama dalam bentuk joint research, transfer credit, double degree, jurnal internasional, konferensi-konferensi, dan pertukaran mahasiswa.
Rombongan Senin pagi (18/9) kembali ke Jakarta untuk menghadiri Konferensi Internasional di UIN Syarif Hidayatullah, pertemuan dengan Menteri Agama RI, PBNU, PP Muhammadiyah, Kedubes Saudi dan Mesir serta berbagai acara lainnya.
@almahdi, TazakkaMediaCenter.
Berikutnya:
Koran Mini Tazakka Edisi 65