Tausiyah As-Syaikh Dr. Muhammad Rajab Deeb

Tausiyah As-Syaikh Dr. Muhammad Rajab Deeb

Intisari Tausiyah As-Syaikh Dr. Muhammad Rajab Deeb di Masjid Az-Zaky, Pondok Modern Tazakka.

Senin, 01 Agustus 2016

 

1. Saya berdoa semoga Allah memberkahi kalian, semoga kalian menjadi permata hati Rasulullah SAW.

Saya sangat senang bisa berkunjung ke Indonesia khususnya bisa berkunjung ke Tazakka. Selama ini betapa saya ingin sekali berkunjung untuk mendampingi Almarhun Syaikh Rajab yang telah beberapa kali ke sini. Namun, setiap kali Syaikh pergi saya justru diamanati beliau untuk menggantikannya mengajar di majelis-majelis beliau.

2. Salah satu wasiat Syaikh Rajab yang terpenting adalah untuk memperhatikan dakwah di Indonesia khususnya pondok Tazakka.

Kalian mengingatkan saya dengan apa yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Said Al-Khudri, ia berkata bahwa pencari ilmu adalah wasiat Rasulullah SAW.

Maka berpegang teguhlah kalian semua dengan konsekuensi dari sorang pencari ilmu. Hal itu pula lah yang ditekankan dan diwasiatkan Syaikh Rajab.

3. Jangan sampai kalian masuk pondok dengan motif mencari ijazah saja. Barangsiapa yang masuk pondok mengejar ijazah saja, maka lebih baik sekolah di tempat yang lain saja.

Luruskanlah niat kalian. Tujuan puncak dari mencari ilmu adalah manfaat. Maka, niatkanlah agar ilmumu bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Waspadalah. Bersemangatlah dalam belajar menuntut ilmu dan lakukanlah konsekuensi-konsekuensi dari seorang penuntut ilmu. Targetnya jangan hanya lulus tetapi harus unggul dan berprestasi.

Pertama adalah unggul dalam menuntut ilmu. Lalu sisanya adalah amal sebagai bentuk konsekuensi dari ilmu yang dituntut.

4. Rasulullah SAW bersabda bahwa diantara orang yang azabnya paling berat adalah yang belajar tapi ilmunya tidak bermanfaat; punya ilmu tetapi tidak mengamalkannya.

Poin penting lain adalah mengajarkan apa yang telah kita pelajari kepada orang lain, baik kepada muslim maupun non muslim. Rasullullah bersabda: "Tidaklah aku diutus keculai untuk rahmat bagi sekalian alam." Bukan hanya kepada orang muslim saja.

Yang dimaksud dengan 'alamin' (semesta alam) di sini adalah jagat raya. Ada alam manusia, alam tumbuhan, alam hewan, bahkan alam malaikat dan alam jin; Rasulullah diutus membawa rahmat kepada semua alam-alam itu.

Maka semua santri, kalian harus bisa menjadi rahmat hidayah bagi orang lain.

5. Untuk bisa menjadi hidayah tidak hanya dengan ilmu saja, tapi juga harus dengan dzikir kepada Allah.

Maka Allah menyeru di dalam Al-Quran "Wahai orang-orang mukmin, berdzirirlah kepada Allah denga dzikir yang banyak".

Allah tidak pernah mengatakan shalatlah yang banyak, bukan pula puasalah yang banyak, tapi dzikirlah yang banyak. Haji yang wajib hanya sekali seumur hidup;  puasa wajib hanya sebulan dalam setahun, shalat pun hanya 5 kali dalam sehari, zakat hanya senisab 2,5%, tapi dzikir kepada Allah dikatakan "dzikrlah yang banyak".

Maka, berdzikirlah setiap saat, di dalam shalat maupun di luar shalat, saat luang maupun saat sibuk, pagi, siang, sore, petang, malam dan seterusnya. Berdzikirlah yang banyak!

6. Apakah kalian semua mendengar apa yang disampaikan Allah kepada kalian. "Qad aflaha man tazakka. Wa dzakarasma rabbihi fashalla" (Beruntunglah orang yang menyucikan dirinya, yaitu yang menyebut (berdzikir) dengan nama Tuhannya dan mendirikan shalat).

Maka dengan masuk Tazakka tidak lantas langsung sukses tapi harus diiringi dengan dzikir.

Kalian tau jika kalian belajar dan berdzikir lalu kalian mengajarkannya itu lebih baik. Saya sudah komitmen untuk mengajarkan nilai kebaikan sampai kita semua bertemu di surga kelak.

7. Kalian belum disebut sebagai santri yang hakiki, jika kalian tidak hafal Al-Quran dan hafal minimal 1000 Hadits. Bahkan, Syaikh Rajab selalu menekankan, seorang ulama baru bisa disebut ulama yang sesungguhnya jika dia telah menghafal minimal 25 ribu Hadis Nabi. Berusahalah untuk menghafal Al-Quran dan Hadits karena itu adalah sumber segala ilmu dan akhlakul karimah.  

Jika kalian tidak menguasai Al-Quran, Hadis Nabi dan Sunnah-sunnahnya, tidak pula mengetahui amalan para sahabat Nabi yang mulia, dan tidak pula meniru amalan para ulama terdahulu yang saleh, lalu dengan apa kalian akan memberi fatwa kepada manusia dan dengan apa kalian akan menjawab persoalan-persoalan umat hari ini?

8. Saya akhiri dengan wasiat Syiakh Rajab, beliau mengatakan: "Wahai anakku wujudkanlah dua huruf "ha". Ha pertama adalah  "hadaf" (tujuan). Ha kedua adalah "himmah" (keingginan kuat untuk mewujudkan tujuan).

Kalian akan sukses jika memiliki prinsip dua 'ha' ini.

9. Jadilah orang yang bermanfaat untuk manusia dan untuk negerimu ini. Kalian harus mempertahankan negeri dan bangsamu ini dari setiap ancaman yang datang. Di pundak kalianlah masa depan umat ini bergantung, di pundak kalianlah negeri dan bangsa ini berharap. Semoga kalian semua menjadi orang yang kuat memikul amanah ilmu dan mengamalkan serta memperjuangkannya untuk kemaslahatan seluruh manusia.

Ditranskrip oleh:
M. Saifuna, Lc (Tim Media Center Tazakka)