قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا (رواه مسلم)
“Kalian harus jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.” (HR. Muslim)
Rasul kita, Muhammad SAW dikenal sebagai pribadi yang amat sangat jujur jauh sebelum risalah kenabian diterimanya. Masyarakat Makkah lebih dahulu mengenalnya sebagai pribadi yang jujur sebelum mengenalnya sebagai seorang Rasul. Kejujuran melekat pada pribadi Muhammad SAW jauh sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul; jauh sebelum menjadi pemimpin bagi umat manusia.
.
Oang yang terbiasa bersikap jujur akan menjadi kebiasaan dalam hidupnya, sehingga jujur itu menjadi karakternya. Orang yang terbiasa jujur, ia akan selalu terbimbing di jalan kebaikan dan kebenaran. Itulah akhlak.
Sebaliknya, orang yang habitnya adalah berbohong, maka karakter dan kepribadian yang nampak dari dirinya adalah pembohong. Dan kebohongan yang terus menerus dilakukannya akan menggiringnya kepada kejahatan.
Bagi siapapun yang ingin menjadi pemenang dalam hidup ini, maka bersikap dan berlaku jujurlah. Kejujuran dapat mengantarkan pada kemenangan sejati. Apa arti sebuah kemenangan jika tanpa kejujuran? Seperti halnya bagi pedagang, apa artinya sebuah keuntungan yang diperoleh dengan cara tidak jujur? Atau seperti siswa sekolah yang lulus ujian dengan kecurangan? Tanpa kejujuran, semua itu adalah kemenangan yang semu.
K.H. ANANG RIKZA MASYHADI, MA
Pimpinan Pondok Modern Tazakka Bandar Batang Jawa Tengah
Sebelumnya:
Butuh Pemimpin BesarBerikutnya:
Lawatan Tazakka di Jakarta