Antara Tazakka dan Jepang: Buku adalah Teman di Segala Waktu

Antara Tazakka dan Jepang: Buku adalah Teman di Segala Waktu

خير جليس في الزمان كتاب

Sebaik-baik teman duduk di segala waktu adalah buku

Rupanya bait mahfudzat yang diajarkan sejak kelas satu KMI Tazakka itu begitu menghujam dalam diri anak-anakku. Saat menjelang ujian seperti sekarang ini, maka tidak ada rumusnya berpisah dengan buku, dimana pun berada. Pagi, siang, sore, malam, yang ada adalah membaca, membaca dan membaca. Tak peduli tempat: di taman, di tangga, jika perlu sambil ngantri kamar mandi pun sempet-sempetin membaca.

Melihat miliu anak-anakku yang membaca seperti itu, jadi teringat orang jepang dengan budaya membacanya. Dan itu ciri bangsa maju. Masuk ke kampus Tazakka pada masa-masa seperti ini rasanya seperti berada di Jepang dan Eropa. Bedanya cuma di mata doang: mata sipit dan mata lebar…hahahaha.

Ketahuilah anak-anakku bahwa membaca merupakan perintah pertama pada wahyu pertama kenabian Muhammad SAW. Itu artinya, kegemaranmu membaca harus menjadi bagian dari sikap dasarmu sebagai muslim. Itu perintah agama! Tanpa membaca, engkau tak memiliki pengetahuan yang luas, lalu bagaimana bisa engkau akan menjalankan dan mendakwahkan agamamu jika pengetahuanmu sempit?

Voltaire, seorang penulis legendaris dari Perancis pada abad ke-17 pernah mengatakan: “Semakin aku banyak membaca, semakin aku banyak berpikir; semakin aku banyak belajar, semakin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apa pun.”

Sementara, filosof Romawi pada abad ke-4 bilang: “Dunia adalah buku, dan mereka yang tidak bepergian hanya membaca satu halaman.”

Buya Hamka, seorang sastrawan sekaligus mufassir dari Indonesia abad ini menegaskan bahwa: “Membaca buku-buku yang baik berarti memberi makanan rohani yang baik.”

Selamat anak-anakku. Peliharalah habitmu itu sampai kapanpun. Semoga Allah memberimu hidayah sehingga ilmu yang kalian pelajari menjadikanmu bermanfaat bagi agama, umat dan bangsa.

@anangrikza
Kereta Argo Muria Jkt – Pkl
5 Sya’ban 1440
10 April 2019