Ziarah Ke Makam Jafar Bin Abi Thalib RA, Panglima Perang Mu’tah

Ziarah Ke Makam Jafar Bin Abi Thalib RA, Panglima Perang Mu’tah

Makam Sayyidina Jafar bin Abi Thalib RA ada di kota Karak, Yordania. Beliau adalah saudara sepupu Rasul SAW, kakak kandung Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. Termasuk orang-orang yang masuk Islam pada awal-awal.

Terdapat kemiripan antara Sayyidina Ja’far dan Sayyidina Muhammad SAW, baik dalam rupa maupun sifat yang dimiliki. Sayyidina Muhammad memanggil Sayyidina Ja’far dengan julukan: “Bapak orang-orang Miskin” (abu-l masaakin), karena ia selalu menolong dan membantu orang miskin dengan semua uang yang dimiliki.

Sayyidina Ja’far dan istrinya termasuk yang ikut dalam hijrah kedua ke negeri Habasyah (Ethiopia). Kemudian melalui dia, raja negeri Habasyah, An-Najasyi yaitu Ashhamad bin Al-Abjar masuk Islam setelah menerima surat dari Nabi Muhammad yang dikirim melalui Amr bin Ummayyah Adh-Dhamary.

Oleh Rasul SAW, Sayyidina Jafar ditunjuk menjadi salah seorang dari tiga Panglima Perang dalam Perang Mu’tah (sktr 1200 km dari Madinah). Rasul menunjuk tiga orang sebagai Panglima Perang Mu’tah: Zaid bin Haritsah RA, Jafar bin Abi Thalib RA, dan Abdullah bin Rowahah RA. Secara berurutan dipesankan oleh Rasul jika yang pertama gugur syahid, maka yang kedua menggantikannya, dan jika pun yang kedua gugur syahid, maka yang ketiga menggantikannya. Dan jika ketiganya gugur semua sebagai syuhada, maka tentara kaum muslimin silahkan bermusyawarah siapa yang akan diangkat sebagai Panglima. Ketiganya gugur sebagai syahid, dan kaum muslimin mengangkat Khalid bin Walid sebagai Panglima.

Sayyidina Jafar bin Abi Thalib RA dijuluki “At-Thayyar” oleh para sahabat lainnya. Artinya: orang yang terbang. Kisahnya: Jafar memegang bendera Islam di tangan kanannya, kemudian tangannya ditebas oleh musuh. Bendera beliau pindahkan ke tangan kiri, dan musuh pun mengincar dan memenggal tangan kiri. Lalu, bendera dimasukkan ke dadanya didekap dan diselipkan di baju perangnya. Dan dadanya pun ditusuk oleh pasukan musuh. Sebab, jika bendera sampai jatuh maka pasukan dianggap telah kalah. Begitulah aturan perang kala itu.

Jadi, Sayyidina Jafar bin Abi Thalib RA gugur dengan kedua tangan terpotong dan dada yang tertusuk. Lalu, Rasulullah SAW memberi berita gembira bahwa Jafar bin Abi Thalib RA telah terbang bersama malaikat ke surga. Dari situlah julukan itu bermula.

Demikianlah komitmen keimanan dan kegigihannya dalam membela dan mempertahankan agama.

(۞ إِنَّ ٱللَّهَ ٱشۡتَرَىٰ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ أَنفُسَهُمۡ وَأَمۡوَ ٰ⁠لَهُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلۡجَنَّةَۚ یُقَـٰتِلُونَ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ فَیَقۡتُلُونَ وَیُقۡتَلُونَۖ وَعۡدًا عَلَیۡهِ حَقࣰّا فِی ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِیلِ وَٱلۡقُرۡءَانِۚ وَمَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ مِنَ ٱللَّهِۚ فَٱسۡتَبۡشِرُوا۟ بِبَیۡعِكُمُ ٱلَّذِی بَایَعۡتُم بِهِۦۚ وَذَ ٰ⁠لِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِیمُ)

[سورة التوبة 111]

Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung.” (Qs. At-Taubah [9]: 111)

Sayyidina Jafar bin Abi Thalib RA bersama para sahabat Nabi SAW yang gugur di medan tempur dalam rangka mempertahankan kemuliaan agama, hakekatnya sedang berdagang dengan Allah SWT.

Semoga kita semua bisa meneladani semangat, keteguhan dan loyalitas beliau untuk Allah dan Rasul-Nya.

@anangrikza
Yordania, 10 Desember 2019