MEMURNIKAN TAUHID; KH. Hasan Abdullah Sahal

MEMURNIKAN TAUHID; KH. Hasan Abdullah Sahal

KH Hasan Abdullah Sahal

Pimpinan Pondok Modern Darussalarri Gontor

 Meyakini hanya satu yang berhak dipertuhankan dan dianggapTuhan adalah fitrah manusia.Sejak manusia diciptakan,manusia itu bcriman kepada satu luhan,yaitu Allah SWT. Kemudian ada tarik-menarik, ada bisik-bisik,terutama dari setandan iblis.

Termasuk setan keduniaan, setankekuasaan, setan kemegahan, setan syahwat,dan setan nafsu. Sehingga manusia terseretkepada beberapa tuhan.Manusiatakjubkepada alam, akhirnya,menjadikan alamsebagai tuhannya. Manusia menganggapbinatang, laut, dan manusia sendirisebagai tuhannya. Akhirnya tuhannyamenjadi banyak. Sebenarnya jika manusia sadar, dia kembali kepada fitrah. Manusiasudah berikrar;

أَلَيْسَ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلي شَهِدْنَا                                            (QS.al-A’raf:172)

Sejak masih dalam kandungan manusia sudah menyatakan bahwa sesungguhnya Tuhan itu hanya Allah Ta'ala, Tidak benar kalau orang, keadaan, dan buku-buku mengatakan bahwa manusia mula-mula bertuhan banyak, kemudian menjadi satu. Tuhan itu hanya satu. Karena ingkarnya manusia menyebabkan mereka menyembah dan meciptakan banyak tuhan.

   Selama kita mengatakan Allah SWT di atas kita dan di atas kita tidak ada selain Allah SWT; tidak akan ada yang lebih berkuasa daripada AllahTa'ala; tidak ada yang' lebih kaya daripada.Allah Ta'ala; tidak ada yang lebih besar daripada Allah Ta'ala"; tidak ada yang lebih pintaf daripada AllahTa'ala; dan tidak ada yang lebih sempurna daripada kekuasaan dan ciptaan Allah Ta'ala. Maka itulah namanya tauhid.

   Kita sendiri tidak pernah merasakan lebih besar, lebih kaya, lebih tinggi, dan lebih kuat daripada orang lain karena itu semuanya diambil dan didapatkannya dari Allah SWT. Jadi orang itu kaya karena dijadikan kaya oleh Allah ta'ala; orang itu besar karena AllahTa'ala; dan orang ' berilmu itu karena Allah Ta'ala. Dan sewaktu-waktu Allah dzza wa jalla bisa mehcabut itu semua. Sehingga kalau ada orang mengatakan dirinya kaya, sebetulnya itu tidak benar. Sejatinya dia merasa dirinya kaya atau dianggap kaya oleh orang lain.

   Orang mempunyai pabrik sepuluh, mempunyai mobil satu deret, dan mempunyai perusahaan banyak lalu menganggap dirinya kaya. Itu hanya anggapan orang .lain terhadap dirinya dan dia merasa diririya kaya.. Sebe­narnya milik dia adalah apa yang dia berikan, apa yang dia nafkahkan, dan apa yang dia amalkan. Itulah kekayaannya. Adapun yang dia kumpulkah itu milik anak cucunya, paraahli warisnya, dan belum tentu menjadi amal.

Maka kita kembalikan semua kepada Allah ta'ala. Kita kembalikan ilmu, kekuasaan, harta dan nasib kita kepada Allah SWT. Karena Dialah sumber dari kekayaan, kekuasaan, kebesaran, keilmuan, dan sebagainya, Inilahpenyakit syiriknya setan-setan dan iblis keduniaan yang telah membuat manusia banyak mabuk. Ingat!

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعبُدُواْ ٱلشَّيطَـٰنَ‌ إِنَّهُ ۥلَكُم عَدُوٌّ مُّبِينٌ                                   (QS. Yasin: 60)

    Musuh dijadikan kawan. Seharusnya musuh. tetap  dijadikan musuh.  Setan kekayaan,    setan kebesaran, " setan kemasyhuran, setan ketampanan, dan setan apa saja harus dibersihkan karena kita berserah diri kepada Allah SWT. Tidak ada gunanya menyombongkan harta, ilmu, dan massa.-Sebab yang dihitung hanyalah iman dan amal serta manf aat kepada masyar'akatj umat, dan kemanusiaan semesta.

والعصر إن الإنسان لفي خسر إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصب (Al- Asr 1-3)

   Tanpa keimanan omong kosong. Jadi meskipun orang berjasa karena mengaspal ribuan kilometer, me-nyembuhkan ribuan orang sakit, membeii beasiswa kepada ribuan, dan menyumbang miliaran rupiah, itu semua belum tentu amal shalih. Karena tidak ada iman. Kembalikan kepada tauhid, keimanan, dan serahkan segala amal inl kepada Allah SWT. Orang melarat akan kembali kepada-Allah, orang kaya juga kembali kepada Allah. Jadi naik ke atas, diangkat, dipecat, dan diturunkan, serahkan semuanya kepada Allah SWT. Tidak ada rasa apa-apa- Mungkin orang yang dipecat di dunia lebih tinggi derajatnya ketimbang orang yang diangkat di dunia. Masalahnya bagaimana tauhidnya kepada Allah SWT.

 

    Tidak usah takjub dengan orang kaya. Tidak usah takjub dengan orang berkuasa. Tidak usah takjub dengan orang yang merasa besar. Tidak usah takjub dengan orang ganteng. Tidak usah takjub dengan kecantikan. Karena apa? Belum tentu itu ada artinya. Sebab apa? Sebab hanya Allah sumbernya. Jantung berdetak dan nafas berhembus itii hanya karena Allah SWT. Kita serahkan totahtas kepada Allah ta'ala. Kita tidak' usah percaya kepada gemerlap ernas. Belum tentu itu emas murni. Bahkan belum tentu yang gemerlap itu emas. Meskipun itu datang dari adidajte dan adikuasa. Mungkin itu tipuan-tipuan dunia. Mungkin itu omong kosong. Mungkin itu kehampaan yang dipoles dan yang dibesar-besarkan, yang sebetulnya tidak ada apa-apanya.

   Mudah-mudahan ini bisa menjadi bekal kita. Bekal di dunia yang akan kita persembahkan kepada Allah SWT.