Tazkiyah Pendidikan Islam

Tazkiyah Pendidikan Islam

Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA. Wakil Menteri Agama Republik Indonesia

Tazakka,– Masyarakat Indonesia pada umumnya saat ini mengalami kegalauan melihat pendidikan di negeri ini. Bagaimana tidak, maraknya kasus tawuran dikalangan siswa bahkan mahasiswa semakin merajalela. Menimbulkan sebuah pertanyaan, apa yang salah dengan pendidikan kita sekarang ini? Semakin pintar semakin kurang ajar. Padahal orang tua kita dulu walaupun tidak tamat SD tetapi kesantunan akhlaknya sangat luar biasa.

 

 

Menjelang pembukaan Pondok Modern Tazakka secara formal ada baiknya kita menghayati bersama ayat Al-Qur’an yang terdapat di dalam surat Al Jumu’ah: 2,“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”Ayat ini sangat penting dicermati untuk menjawab tantangan pendidikan kita yang sekarang ini penuh masalah.

Allah swt melalui ayat ini mengajarkan tentang metode pendidikan yang dilakukan oleh nabi, yaitu melalui tahapan; yuzakki (mensucikan) kemudian yu’allimu (mengajari). Jadi Tazkiyah dulu baru Ta’lim, pensucian atau pembersihan kemudian pengajaran.Maka sebelum memulai kegiatan belajar mengajar, guru harus melakukan proses pensucian diri dulu.

Guru yang mengajar tanpa melalui tahapan pensucian, tidak akan bisa merubah keadaan murid. Apa yang disampaikan guru hanya masuk ke telinga, tidak ke hati murid. Barangkali nilai akademik peserta didiknya bagus, nilai rata-rata raportnya 8 atau 9, namun perilakunya buruk.

Coba kita perhatikan bagaimana persiapan mengajar guru-guru modern saat ini! Persiapan mengajarnya menggunakan teknologicanggih, seperti laptop, iPad, proyektor dan lain sebagainya, namun seringkali melupakan persiapan yang seharusnya lebih penting yaitu tazkiyah atau pensucian diri dari segala maksiat.

Dalam kitab ta’liimulmuta’allim,buku wajibnya pesantren, disebutkan bahwa selain persiapan fisik, persiapan jiwa juga sangat penting. Guru mempersiapkan materi pelajaran anak didiknya dengan shalat tahajjud, meminta kemudahan dan keberkahan dalam mengajar. Sebelum pergi ke sekolah ia mengerjakan shalat dhuha meminta petunjuk agar dimudahkan dalam mengajar, begitu masuk ke dalam kelas tidak di mulai pelajaran itu sebelum diawali dengan doa bersama antara guru dengan murid, dan di dalam kelas dia tidak pernah berkata-kata duniawi, takut nanti disitu ada kebohongan keluar dan ia yakin kebohongan itu akan mengurangi berkah persiapan belajarnya yang sudah dibangun sejak malam tadi. Barangkali penampilan guru tersebut tidak menarik, tetapi ia membawa keberkahan, kenapa? Karena mengajarnyadengan hatiyang bersih.

Inilah yang hilang dari kebanyakan guru pada masa sekarang ini yang lebih mengedepankan logika, ketimbang mengajar dengan hati, ketulusan dan keikhlasan. Hal ini berakibat pelajaran yang diajarkannyaberlalu begitu saja, cepat menguap tidak berbekas karena tidak ada proses pengakaran dalam batin para pelajar.

Selain itu kelemahan kita sekarang ini terlalu berkiblat pada dunia barat dalam hal metode pendidikan. Kelas akselerasi atau percepatan misalnya. Mempercepat waktu belajar, yang seharusnya 3 tahun menjadi 2 tahun. Telah terjadi pengguntingan dan penyingkatan waktu belajar. Celakanya yang digunting atau dipotong justru yang penting-penting.

Saya berharap pondok yang sedang dibangun ini bisa mengembalikan tradisi luhur pondok pesantren yang sangat tawadhu, santun bukan saja kepada Allah tetapi juga kepada sesama manusia bahkan lintas makluk; binatang, tumbuh-tumbuhan dan lainnya karena pesantren tidak meninggalkan proses tazkiyah.

HOME   |   WAKAF TUNAI PM TAZAKKA  |   BERITA PM TAZAKKA   |   DOWNLOAD KORAN MINI TAZAKKA   |   DOWNLOAD MP3 KH ANANG RIKZA MASYHADI   |   GALLERY KEGIATAN PM TAZAKKA