H. CAHYONO: “Petani Desa Masuk Istana”

H. CAHYONO: “Petani Desa Masuk Istana” H. Cahyono

H. CahyonoNama H. Cahyono sudah tidak asing lagi bagi warga di sekitar Kembanglagit. Pria kelahiran 50 tahun yang lalu di Desa Kembanglagit Kecamatan Blado Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mempunyai sederet prestasi.

Kecintaannya yang mendalam akan profesinya sebagai seorang petani teh mengantarkannya pada banyak penghargaan baik tingkat daerah maupun nasional dan hasil karyanya tersebut saat ini sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Adalah bukti bahwa petani di pegunungan bisa meraih predikat sebagai “petani berprestasi” di tingkat nasional. Seiring dengan perjuangannya dan kerja keras yang tak mengenal lelah ini, berbuah manis pada tahun 2007 dan 2011, ia diundang ke istana presiden untuk mendapatkan penghargaan dari Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Dengan pengelolaan yang masih sederhana dan alami kebun teh  yang dikelolanya mendapatkan hasil yang terbaik.

Berikut wawancara Richi Yuni F. & Haris Adam dari KorMin Tazakka dengan Bapak H. Cahyono di sela-sela kegiatan rutinnya di Kembanglangit, Blado.

Bisa diceritakan penghargaan apa saja yang sudah Bapak raih?

Saya dan kelompok tani kami sudah meraih tiga penghargaan baik tingkat propinsi sampai nasional. Yang pertama, pada tahun 2007 saya mengikuti lomba petani se Indonesia dengan katagori Petani Teladan. Lomba tersebut diikuti oleh petani-petani perkebunan seluruh Indonesia. Penilaian lomba tersebut, dinilai dari kerapian kebun dan produksinya. Dengan kerja keras, Alhamdulillah kami juara. Kebun teh yang saya kelola untuk ukuran kebun 1 hektar bisa menghasilkan 2 ton teh basah dalam 1 kali petik.  Biasanya tidak mencapai sampai 2 ton, itu mungkin karena keberuntungan saya. Tetapi tidak semudah itu untuk sampai bisa menghasilkan hasil terbaik di kebun kami. Perawatan yang teratur, pengelolaan tanah yang baik, dan pemilihan bibit yang sesuai, itu yang melatarbelakangi dan mengantarkan kami sampai menjadi juara di tingkat nasional. Setelah saya ditunjuk sebagai juara, saya berangkat ke Jakarta untuk menerima piagam penghargaan tersebut. Piagam penghargaan yang di keluarkan oleh Menteri Pertanian Ir. Anton Apriyanto pada saat itu. Dan penyerahannya dilakukan langsung oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu saya juga menerima uang saku sebesar 20 juta. Ada 3 orang yang mendapatkan predikat petani berprestasi, 2 diantaranya dari luar jawa. Dan Saya sangat bersyukur sekali, selain ketemu langsung dengan Bapak Presiden, saya juga mendapatkan banyak pengalaman di sana.

Saya kembali bersyukur, Pada tahun 2011, kelompok tani kami mengikuti lomba penghijauan dan konservasi alam tingkat Propinsi Jawa Tengah. Alhamdulillah Kelompok Tani kami mendapatkan juara III dari lomba tersebut. Unsur-unsur penilaian dalam lomba ini adalah keberhasilan peserta dalam bidang rehabilitasi dan konservasi. Kelompok tani kami ini terpilih selain telah  berprestasi dalam berbagai lomba baik tingkat propinsi, hingga nasional, juga karena kegiatan-kegiatannya mampu meningkatkan kualitas ekologi, ekonomi, dan sosial. Penilaian lomba dilaksanakan secara berjenjang, yaitu dari tingkat Kabupaten/Kota sampai tingkat Propinsi. Lomba ini dilatarbelakangi oleh besarnya peran aktif masyarakat dalam menjaga dan melestarikan hutan, khususnya dalam kegiatan penghijauan dan konservasi sumberdaya alam. Lomba ini dimaksudkan untuk mengetahui baik aparat pemerintah maupun masyarakat  yang memiliki prestasi terbaik dalam bidang rehabilitasi dan konservasi alam, diberikan penghargaan atas prestasi tersebut. Penghargaan lomba tersebut berupa piagam dan uang pembinaan sebesar 3,5 juta yang diserahkan oleh Gubernur Jawa Tengah dibawah lereng gunung merapi pada saat itu, lebih tepatnya di tempatnya mbah Marijan yang sekarang juga terus dilakukan penghijauan dan konservasi dengan menanam pohon untuk mengurangi dampak kerusakan alam akibat erupsi Gunung Merapi.

Di tahun yang sama, 2011, kelompok tani kami mengikuti lomba tingkat nasional untuk kategori Koperasi Tani. Lomba ini diikuti oleh beberapa kelompok tani di Indonesia. Walaupun koperasi tani kami belum besar, sampai saat ini kami sudah mempunyai 400 anggota. Saya berharap melalui kegiatan koperasi ini, petani kami semakin kompak dalam meningkatkan kesejahteraan bagi para petani. Hal ini direspon baik oleh kelompok petani kami. Walaupun kantor kami masih sangat sederhana, yang terletak di belakang rumah saya, tapi sudah bisa beroperasi layaknya kantor kebanyakan dan sudah ada dua karyawan yang mengelola koperasi tersebut. Walhasil ketika lomba koperasi tani, kami ditunjuk sebagai juara I disertakan piagam dan uang saku 26 juta yang diserahkan langsung oleh Bapak Presiden pada waktu itu di Jakarta Convention Center. Itu sebuah kebanggan bagi kelompok tani kami dan sebagai motivasi untuk selalu meningkatkan kesejahteraan bagi para petani lewat koperasi ini.

Bagaimana usaha Bapak untuk meningkatkan hasil produksi kebun teh?

Setelah reformasibergulir, keadaan pertanian belum beranjak membaik. Para petani tetap cenderung merugi, karena tidak seimbang antara biaya yang dikeluarkan dengan hasil panen. Umumnya keterpurukan sektor pertanian negeri ini, ditandai oleh beberapa hal. Pertama, masalah kerusakan lingkungan. Para petani terjebak dalam peningkatan produktivitas pertanian melalui pupuk dan obat-obatan kimia. Kedua, masalah kesejahteraan petani. Betapa tidak, biaya pengolahan tanah, harga bibit, pupuk, serta obat-obatan dalam beberapa tahun terakhir terus melambung. Ketiga, masalah melemahnya fungsi institusi lokal. Akibat adanya kebijakan sentralisasi pembangunan pertanian, institusi-institusi lokal menjadi mandul dan tidak berfungsi. Alhamdulillah, saat sekarang ini saya dan kelompok petani yang lain masih terus kerja keras supaya mendapatkan hasil yang terbaik. Mendapatkan hasil yang terbaik itu, yaitu dengan pengelolaan yang baik juga. Perawatan dan pemeliharaan kebun kami lakukan seperti perawatan di perkebunan teh Pagilaran sebagai sentra penghasil teh terbesar di Jawa Tengah. Untuk perawatan, kami menggunakan pupuk kandang, memakai ukuran yang pas, dan juga yang jelas memeliharanya, tidak asal-asalan. Kami terus berusaha untuk meningkatkan produksi teh kami. Kami juga terus melakukan berbagai cara supaya kebun teh kami tidak terserang hama. Setelah perjalanan sekian tahun dalam berkebun, untuk menopang kesejahteraan petani, kami memutuskan untuk membuat Koperasi Simpan Pinjam bagi para petani dan sampai sekarang sudah ada 400 anggota. Kami mendirikan koperasi simpan pinjam supaya para petani khususnya yang ada di pedesaan tidak kesusahan untuk mendapatkan pijaman modal. Dan supaya petani untuk lebih kompak dalam meningkatkan kegiatan kesejahteraan mereka. Karena para petani itu kalau mau pinjam di Bank bank itu susah. Kami berharap supaya nanti para petani itu juga punya Bank sendiri untuk memudahkan para petani mencari pinjaman untuk keperluannya dan kesejahteraannya untuk masa depan supaya semakin membaik.

“Kami berharap supaya nanti para petani itu juga punya Bank sendiri untuk memudahkan para petani mencari pinjaman untuk keperluannya dan kesejahteraannya untuk masa depan supaya semakin membaik”

 

Apa Visi Misi hidup Bapak ?

Saya sebagai seorang petani perkebunan, saya hanya ingin membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Karena sekarang banyak sekali generasi muda yang membutuhkan  pekerjaan. Generasi setelah saya harus lebih baik lagi, dengan dibekali ilmu-ilmu agama supaya mereka juga menjadi generasi yang religius, petani yang religius untuk meninggikan agama Allah SWT. Karena sekarang banyak generasi muda yang kurang pemahamannya dan pengetahuannya terhadap ilmu agama yang menjadikan mereka sering melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang baik di mata agama kita. Mari kita sama-sama saling nasehat menasihati demi kebaikan kita semua.

Bagaimana pandangan Bapak terhadap Tazakka ?

Saya ikut pengajian di Tazakka sejak awal, ketika masih di rumah Bapak H. Anta tahun 2006. Dan yang saya peroleh sudah banyak dan yang bisa membawa saya menjadi juara petani berprestasi adalah tentang kemandirian. Berkat bekal saya ikut pengajian di Tazakka, kemandirian yang diajarkan terus saya aplikasikan di masyrakat sekitar saya.  Saya merasa senang ikut pengajian di sana karena tidak membeda bedakan baik itu petani, pegawai, guru, pengusaha, dokter, dan pejabat bahkan antar golongan sekalipun. Sekarang Tazakka luar biasa, besar, dan sudah dikenal di berbagai daerah bukan hanya di Bandar saja. Saya berharap nantinya kalau sudah menjadi lebih besar lagi tidak lupa dengan orang-orang yang ada di kampung. Terus melakukan pembinaan-pembinaan. Jujur saya dapat ilmu tidak karena sekolah, tapi dari pengajian-pengajian, dari orang-orang pintar, dan apa yang menurut saya baik saya serap dan saya lakukan. Latar belakang pendidikan saya adalah sekolah dasar, jadi saya dulunya belum tau apa-apa. Saya tidak paham betul masalah agama. Saya merasa cocok dan senang cara pengajian yang disampaikan oleh Ustadz Anang. Dari pengajian-pengajian itulah saya bisa tahu banyak hal, dan bersyukur bisa dekat dengan Tazakka.

H. Cahyono Bersama Presiden SBYH. Cahyono Bersama Presiden SBY

Apa Pesan dan Harapan Bapak ?

Meski lahan yang tersedia sangat luas, dan sebagian besar penduduk di daerah kita adalah petani, bisa dibilang sekarang pertanian di daerah kita tidak lagi menjadi tumpuan nafkah nomor satu. Yang nomor satu kebanyakan di daerah kita sekarang adalah menjadi pegawai negeri, pegawai swasta, di samping juga ada yang menjadi pengusaha sukses. Yang menjadi generasi muda tidak banyak yang tertarik terjun ke sektor pertanian. Generasi muda sekarang banyak yang enggan untuk terjun langsung ke pertanian. Mereka banyak yang lebih memilih menjadi pegawai negeri, terbukti dengan diadakannya ujian calon pegawai negri sipil (CPNS) ribuan orang langsung  bergegas untuk mendaftarkan dirinya.

“Generasi muda sekarang banyak yang enggan untuk terjun langsung ke pertanian. Mereka banyak yang lebih memilih menjadi pegawai negeri, terbukti dengan diadakannya ujian calon pegawai negri sipil (CPNS) ribuan orang langsung  bergegas untuk mendaftarkan dirinya”

Mari kita terus bantu para petani kita untuk mewujudkan cita-cita mereka, dan menjaga kelestarian alam kita. Saya berharap bahwa para petani segera memiliki Bank sendiri seperti yang saya ungkapkan diatas. Dan saya juga mengharapkan supaya bisa menjual produk saya sendiri, tidak hanya menjual teh basah ke pabrik-pabrik teh, namun teh basah tersebut kami proses menjadi teh kering lalu kami pasarkan secara mandiri.

H. Cahyono Bersama KeluargaH. Cahyono Bersama Keluarga

Profil

Nama               : H. Cahyono Abdul Syukur
TTL                 : Batang, 21 Juni 1962
Istri                  : Hj. Kunarti
Anak               : Budi Setiawan
Orang Tua       : Ramadi
                        : Kasti
Pendidikan      : SD Lulus tahun 1975
Hobi                : Membaca
Cita-cita          : Umroh se Keluarga
Pekerjaan         : Petani
Kegiatan          : Ketua LMDH
                          Ketua SPKP
                          Ketua Takmir Masjid Kembanglangit
                          Ketua Gapoktan Sumber Makmur
                          Ketua Koperasi Wonomanunggal Sejahtera
                          Ketua Madrasah Raudhotul Muta’allimin Kembanglangit.