Guru Besar Ummul Quro Makkah Kunjungi Tazakka

Guru Besar Ummul Quro Makkah Kunjungi Tazakka

TAZAKKA – Guru Besar Bahasa Arab Ummul Qura University, Makkah, Prof. Dr. Abdullah Nasir Al-Qorni mengunjungi Pondok Modern Tazakka, jelang Shalat Jumat (8/11). Setelah ramah tamah sejenak bersama Pimpinan Pondok dan Yayasan, mereka menuju ke Masjid Az-Zaky untuk menunaikan Shalat Jumat. Bertindak selaku khotib adalah Ustadz Agil Tri Febianto, alumnus Pondok Modern Tazakka 2019. Prof. Al-Qorni didaulat sebagai imam Shalat Jumat.

Kunjungan Wakil Ketua Yayasan Assalamualaika Ayyuhan-Nabi, Makkah itu, diterima oleh Bapak Jusuf Kalla dan Bapak Syafruddin selaku Ketua Umum dan Ketua DMI Pusat di Jakarta. Menurut Kiai Anizar kunjungan itu adalah dalam rangka meninjau lokasi rencana pembangunan Museum Rasulullah dan Peradaban Islam di samping kampus Universitas Islam Indonesia Internasional (UIII) di Depok. Rencananya, museum ini akan menjadi yang terbesar di dunia yang menyajikan informasi lengkap tentang Sejarah Rasul, Sahabat dan Peradaban Islam yang dilengkapi dengan teknologi tinggi.

Museum ini adalah atas prakarsa bersama antara Dewan Masjid Indonesia yang diketuai Bapak Jusuf Kalla, dengan Yayasan Assalam Makkah dan Liga Dunia Islam” ujar Kiai Anizar.

Usai shalat Jumat, Prof. Al-Qorni memberi tausiyah kepada para santri. Intisari tausiyahnya (dalam kutipan langsung) adalah sebagai berikut:

1. Kabar gembira datang dari Rasulullah SAW kepada para santri, karena kalian saat ini sedang berada dalam perjalanan ke surga. Bersyukurlah & berbahagialah karena jalan ini tidak semua orang bisa menempuhnya. Rasulullah bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud & Turmudzi)

2. Para santri ini, sesungguhnya sedang diberi limpahan kebaikan dari Allah. Ini juga merupakan kabar gembira yang datang dari Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya:

مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

Siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan pahamkan orang itu dalam urusan agama.” (HR. Bukhari & Muslim)

Sebab, kalian di sini sedang mendalami ilmu-ilmu agama. Itu artinya, Allah sedang menuntunmu pada jalan kebaikan. Bersyukur dan berbahagialah, karena tidak semua orang mendapatkannya.

3. Nabi SAW menyuruh kita untuk betul-betul mengikuti dua pusaka yang beliau tinggalkan yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Karena beliau menegaskan barang siapa yang memegang teguh dua pusaka itu, maka ia tidak akan tersesat selamanya. Di sini, kalian diajarkan keduanya, dan itu artinya kalian tidak akan tersesat jalan. Betapa banyak orang yang jalan hidupnya melenceng dan tersesat.

4. Bersyukurlah kita karena menjadi seorang muslim. Sebab, muslim itu semua perbuatannya bisa menjadi ibadah dan bernilai pahala. Tidurnya; bangunnya; makannya; minumnya; pekerjaannya; bicaranya; bahkan diamnya pun bisa bernilai ibadah. Semua itu ada tuntunannya. Beruntunglah, karena hidup kita selalu dalam tuntunan. Betapa banyak orang hidupnya tanpa tuntunan yang benar.

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِی وَنُسُكِی وَمَحۡیَایَ وَمَمَاتِی لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ [الأنعام 162]

Katakanlah (Muhammad): ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam’.” (Qs. Al-An’am [6]: 162)

5. Sebaik-baik ilmu adalah ilmu tentang Allah dan Sifat-sifat-Nya. Kemudian ilmu tentang Rasulullah baik kehidupan maupun akhlak dan keteladannya. Bersyukurlah karena kalian di sini belajar tentang hal itu; dan yang demikian itu merupakan fondasi yang sangat penting. Setelah itu kalian kuasai semua, bolehlah belajar ilmu-ilmu lainnya, bahkan teknologi sekalipun. Justru, jika kalian memiliki fondasi ilmu Allah dan ilmu Rasul lalu menjadi ahli dalam bidang tertentu, maka itu akan sangat mencerahkan dan memberi manfaat. Sebaliknya, menguasai ilmu-ilmu lain tanpa fondasi yang kuat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka bisa jadi akan semakin menyesatkan dan menyulitkan kita di hadapan Allah kelak.

6. Mengikuti dan meneladani Rasul adalah sebuah keharusan. Tapi, jangan hanya berhenti pada simbol-simbol, tanpa memamahi hakekat dan substansinya. Simbol penting, tapi substansi juga tak kalah penting. Terapkan saja keduanya secara bersama-sama tanpa mengabaikan salah satu dari lainnya. Berqudwahlah kepada Rasul dengan cara yang sebenar-benarnya.

7. Ada kebaikan dan keutamaan yang banyak sekali bagi yang mau mempelajari Al-Quran, apalagi juga menghafalkannya. Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)”

Bukankah kalian di sini belajar dan mengajarkan Al-Quran. Ingatlah, bahwa pada Hari Kiamat nanti semua orang sibuk menyelamatkan dirinya sendiri, bahkan lari menjauh dari bapak, ibu, keluarga dan saudaranya.

یَوۡمَ یَفِرُّ ٱلۡمَرۡءُ مِنۡ أَخِیهِ ۝ وَأُمِّهِۦ وَأَبِیهِ ۝ وَصَـٰحِبَتِهِۦ وَبَنِیهِ ۝ لِكُلِّ ٱمۡرِئࣲ مِّنۡهُمۡ یَوۡمَىِٕذࣲ شَأۡنࣱ یُغۡنِیهِ [عبس 34 – 37]

Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya,dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” (Qs. Abasa [80]: 34-37)

Akan tetapi, kata Rasul, bagi orang yang belajar dan hafal Al-Quran, pada hari itu justru akan mencari dan menemui orang tuanya, lalu memakaikan mahkota di kepala keduanya dan memakaikan baju terbaik yang ada pada waktu itu. Demikian pula kepada gurunya.

8. Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk mempelajari bahasa Arab, karena bahasa Arab ialah bahasa agama Islam, bukan sekedar sebagai bahasa suatu kaum atau bangsa. Para ulama kita mengatakan bahwa bahasa Arab bukan karena nasab atau kebangsaan, sebab barangsiapa yang berbicara bahasa Arab, maka dia adalah orang Arab.

Jadi, bahasa Arab itu universal, melampaui batas suku, bangsa dan wilayah teritorial. Bahkan, semua bahasa di dunia memiliki usia yang terbatas hanya beberapa abad saja lalu musnah atau tak dikenal lagi. Akan tetapi bahasa Arab sudah dikenalkan sejak 14 abad lalu hingga kini dan bahkan hingga Hari Akhir kelak akan tetap abadi; diantaranya karena ada Al-Quran dan Hadis Rasul yang berbahasa Arab.

Jadi, kalian yang belajar dan menggunakan bahasa Arab di pondok ini, kalian adalah orang Arab.

9. Nabi SAW menyuruh para santri untuk selalu memuliakan guru. Sebagaimana Nabi memerintahkan yang kecil untuk menghormati yang besar; yang muda kepada yang tua.

Guru melakukan apa yang dilakukan para nabi dan rasul, yaitu mendidik dan mengajar; membimbing kepada kebaikan dan jalan yang benar. Maka, guru atau ulama disebut sebagai pewaris para nabi dan rasul. Nabi bersabda:

إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi; dan para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat besar.” (HR. Ibnu Majah)

Maka, ada ungkapan pepatah yang mengatakan: Kedudukan seorang guru, hampir saja menyamai kedudukan seorang Rasul.

كاد المعلم أن يكون رسولا

Maka, barang siapa yang tidak memuliakan guru sama saja ia tidak memuliakan nabi dan rasul.

10. Bagi guru, maka ia harus sadar dan merasa bahwa dirinya sedang mengemban risalah kenabian; sedang meneruskan dakwah para nabi; sedang mewarisi keteladanan dan pergerakan para nabi. Dengan begitu, ia akan selalu terbimbing di jalan yang benar dan bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya.

ditranskrip oleh: Hakam Maghdea
www.tazakka.or.id