Alumni Perdana Tazakka, Berangkat ke Cairo

Alumni Perdana Tazakka, Berangkat ke Cairo Alumni Perdana Tazakka, Berangkat ke Cairo

Tazakka – Tibalah saatnya hari ini, saat yang membahagiakan dan patut menjadi kesyukuran kita semuanya, kita akan melepas kader-kader Tazakka untuk melanjutkan studinya ke Universitas Al-Azhar Kairo. Tahun ini ada 4 orang: yang tiga berbeasiswa dari Al-Azhar dan yang satu non-beasiswa.Di Al-Azhar Kairo biaya kuliah nyaris gratis, per tahun hanya bayar pembuatan kartu mahasiswa saja yang nilainya sangat kecil.

Bedanya, yang berbeasiswa dapat fasilitas tiket pulang pergi dari tanah air, asrama, makan minum, dan uang saku bulanan. Yang non-beasiswa living cost biaya sendiri.Al-Azhar memberi beasiswa kepada lebih dari 140 kebangsaan tiap tahunnya. Indonesia ada sekitar 160 orang tiap tahunnya (50 melalui kemenag utk seluruh Indonesia; 80 utk Gontor dan 30 utk PBNU), sedangkan yang non beasiswa jumlahnya 1000 orang lebih.

Total jumlah mahasiswa Al-Azhar Kairo saat ini sekitar 400an ribu mahasiswa dari berbagai kebangsaan di dunia. Semuanya gratis. Sebagian diantaranya dpt living cost. Itu semua karena kekuatan wakaf Al-Azhar yang dikelola lebih dari 1000 tahun. Dan itulah salah satu sintesa Tazakka: ingin seperti Al-Azhar yang wakafnya berkembang dan bisa membiayai pendidikan untuk seluruh dunia.

Jadi, sampai saat ini kader Tazakka yang di Al-Azhar semuanya ada tujuh orang, tiga orang berangkat tahun lalu dan disusul empat orang tahun ini. Tahun depan semoga masih bisa kirim lagi ke Azhar, Madinah, Maroko, Damaskus, Tunis, Turki, Inggris, Amerika dan juga perguruan tinggi dalam negeri. Saat ini guru-guru kader yang sedang S2 ada 12 orang, yang S3 ada 3 orang. Visi Kaderisasi Tazakka adalah pada 2025 kita punya 10 doktor dan 30 master.

BismilLaah, ya Rabb.Kaderisasi itu bagian dari visi pondok, tertuang dalam Panca Jangka Pondok. Kaderisasi itu harus by design, bukan by accident, bukan juga _by kebetulan. Kaderisasi adalah kesadaran akan kelangsungan pondok ini di masa depan.Jika ingin pondok ini survive di masa depan, maka salah satu kuncinya adalah kaderisasi. Maka, tidak boleh putus juga tidak boleh terlalu berjarak; kaderisasi harus rapat.

Gap antara tua dan muda, senior dan yunior jangan terlalu jauh, supaya kita kuat ke depan.Saat ini usia saya 43 tahun, Kiai Anizar 41 tahun, Kiai Bisri 43 tahun, Kiai Oyong 41 tahun, maka 20 tahun ke depan energi kami ini akan memasuki usia kepala enam. Kalian sudah harus siap standby suatu saat meneruskan perjuangan ini.Pondok ini harus tetap hidup dan berkembang maju abadi, seperti Al-Azhar yang telah melampaui 1000 tahun, dan Gontor yang 100 tahun. Jangan sampai pondok ini redup atau mati seiring matinya para pendiri dan pimpinannya. Ini amanah umat!

Maka, ibaratnya saya beri waktu 10 tahun kepada kalian untuk belajar hingga doktor. Setelah itu cepat pulang, dan langsung merapat kepada pimpinan untuk menerima tugas kaderisasi berikutnya. Kalian pulang sebagai doktor meskipun secara keilmuan mumpuni, tapi secara pengalaman mungkin masih mentah.

Maka, setelah itu perlu “maiyyah” (membersamai) Pimpinan utk kaderisasi kepemimpinan. Bagaimana mengelola pondok, menguasai semua persoalan, menyelesaikan masalah, membina santri, guru, keluarga guru, masyarakat dan juga pemerintahan, membangun networking, menjaga ritme pondok dan lain-lain.

“Maiyyah” dengan Pimpinan hakekatnya menaikkan jam terbang. Seseorang untuk menjadi pilot harus jadi  co-pilot dulu. “Maiyyah” itu menjadi co-pilot. Inilah diantara sistem, konsep dan nilai-nilai kaderisasi yang diterapkan di pondok ini.

Maka selalu saya sampaikan pentingnya sistem yang kuat. Sistem adalah data yang dimiliki pribadi, dituangkan dalam sistem, jadi semuanya bisa terekam, terinventarisir semua: pikiran, pekerjaan, dan semuanya, maka siapapun yang datang bisa mencerna, mengikuti dan menjalankan dengan baik. Jika masih bergantung pada seseorang, itu namanya bukan sistem.

Tazakka ini terus menerus penguatan di sistem bukan di person, karena penguatan person bagian dari sistem.

Jika sistemnya kuat, maka semakin ke depan person saya semakin kecil, karena semakin banyak kader. Kaderisasi itu seperti piramida, semakin ke atas semakin mengerucut, semakin kecil. 20 tahun lagi, yang mengelola pondok ini adalah banyak kader, sedangkan kami pada saat itu cukup menjadi ‘pandhito’ saja.

Kalian dididik dan dikirim ke Al-Azhar untuk kembali ke Tazakka, meneruskan perjuangan dan kelangsungan pondok, bukan untuk mencari pekerjaan di luar. Jangan berkhianat! Ini amanah dunia dan akhirat! Maka sejak hari ini, kalian bertiga tidak boleh lagi memiliki agenda pribadi. Agenda hidupmu adalah agenda pondok; cita-citamu adalah cita-cita pondok; dan idealismemu adalah idealisme pondok.

Bayangkan jika pimpinan memiliki agenda pribadi, maka saya, Kiai Anizar, Kiai Bisri dan Kiai Oyong ini mungkin sudah berkarier di luar, tidak memikirkan pondok: sibuk di luar tidak memikirkan pondok. Itulah yang namanya wakaf diri, wakaf jiwa.

Maka, saya tegaskan sekali lagi bahwa para pimpinan dan semua kader pondok tidak boleh memiliki agenda dan cita-cita pribadi; cukup agenda dan cita-cita pondok itu.

Termasuk jika akan mencari isteri atau suami; itu agenda dan cita-citanya pondok, bukan lagi pribadi kalian. Maka, selain harus dapat restu dari orang tua juga restu dari Pimpinan Pondok. Jangan sampai isteri / suamimu malah menjadi virus keikhlasan perjuanganmu dan menghalangi agenda dan cita-cita pondok. Kalian yang sudah dikader puluhan tahun, rusak dan hilang gara-gara salah memilih pasangan hidup. Kalian berkhianat, umat yang rugi!

Maka, kepada semua kader, isteri atau suaminya juga harus kader!

Itulah hakekat perjuangan, itulah kader, maka menjadi kader pondok tidaklah ringan, konsekuensinya berat, tapi insyaAllah berkah hidupnya.

Jadi mendirikan pondok itu bukan karena tidak ada pekerjaan, itu salah besar! Justru karena keterpanggilan jiwa, bahkan ketika banyak tawaran pekerjaan yang datang, kita memilih berjuang di pondok. Kita ingin membuat sesuatu yang akan ditinggalkan untuk orang-orang setelah kita.

ٱتَّبِعُوا۟ مَن لَّا یَسۡـَٔلُكُمۡ أَجۡر ا وَهُم مُّهۡتَدُونَ)[سورة يس21(

“Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

@Hilmi Ghifaria media_center

www.tazakka.or.id