Ciptakan Learning Society Hadapi Ujian

Ciptakan Learning Society Hadapi Ujian

TAZAKKA – Dalam beberapa minggu lagi, Kulliyyatul Mu'allimin Al-Islamiyyah Pondok Modern Tazakka akan menggelar hajatan besar yaitu Ujian Semester Pertama. Untuk itu, KMI mulai menciptakan learning society yang kondusif bagi para siswanya.

Learning society tujuannya adalah untuk menciptakan miliu belajar. Ini sebetulnya telah menjadi tradisi harian para santri PM Tazakka, namun menjelang ujian semester intensitasnya ditingkatkan. Penciptaan miliu tersebut dimulai dari gerakan belajar malam yang dibuka langsung oleh Direktur KMI, Al-Ustadz. Muhammad
Bisri, S.H.I., M.Si. awal bulan lalu (3/10) dihadiri oleh seluruh guru baik yang tinggal di dalam maupun luar kampus.

Sejak malam itu, secara resmi gerakan belajar malam wajib didampingi oleh para wali kelas. Dalam sambutannya, Bapak Direktur KMI meminta seluruh guru untuk mulai serius mengawal belajar anak dengan gerakan 3A. “Bapak-bapak guru harus asah, asih dan asuh dalam membimbing dan mengawal santri khususnya dalam belajar”
tandasnya.

Selain itu, Bapak Wakil Pengasuh Al-Ustadz. H. Oyong Shufyan, Lc., MA juga menghimbau para asatidz untuk bisa terus berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan santri. “Mendidik santri itu harus total, mereka harus kopen, harus dikeloni 24 jam penuh, dari bangunnya sampai tidurnya, ibadahnya, belajarnya dan semua kegiatannya” pesannya.

Dalam program ini, para guru dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kelasnya masing-masing. Mereka terdiri dari para wali kelas dan guru lainnya yang bukan wali kelas. Bahkan, di beberapa angkatan dan beberapa kelas, mereka menciptakan kebersamaan dan pembaharuan niat lewat berbagai acara seperti shalat tahajjud bersama, buka puasa bersama dan shalat dhuha bersama.

Selain itu, kegiatan pasowanan ke wali kelas dan wali kamar juga mulai digalakkan. Kegiatan ini  lebih banyak diisi untuk mengetahui kemampuan santri dalam bidang ibadah seperti baca Al-Quran, shalat dan dzikir serta menjadi sarana konsultasi dan komunikasi antara santri dan gurunya.

Setiap saat ada tradisi pasowanan, biasanya dilakukan setelah shalat Subuh atau Maghrib, yaitu santri sowan kepada wali kelas atau wali kamarnya, baik untuk konsultasi maupun untuk evaluasi. Di situlah wali kelas dan wali kamar terkadang mengecek ibadah, bacaan Al-Quran, hafalannya dan juga pelajaran-pelajaran yang lainnya.

"Itu semua dalam rangka menciptakan learning society yang baik, karena di pondok ini tidak ada guru BP seperti di luar, karena semua guru adalah guru BP" imbuh Oyong.

Program belajar malam terbimbing bersama wali kelas masing-masing dipantau langsung secara ketat oleh Direktur KMI dan Wakil Pengasuh Pondok. "Guru-guru kami absen juga, yang tidak hadir membimbing santri saat belajar malam dan bukan karena tugas pondok atau sakit, maka kami panggil dan kami beri sanksi" lanjut Ustadz Oyong.

Sebelum dilakukan ujian semester, terlebih dahulu diselenggarakan ulangan umum yang digelar selama seminggu (17-22/10). “Alhamdulillah hasilnya positif dan santri semakin semangat belajarnya” kata Ustadz Irfi, S.pd.I selaku Ketua Panitia Mid Semester.

Direktur KMI ustadz Bisri mengatakan bahwa pihaknya saat ini mulai menjalankan beberapa program lainnya untuk menunjang persiapan ujian santri. “Seperti pemeriksaan kelengkapan buku, koreksi tulisan materi hafalan, tahsin dan tahfidz Al-Quran dan pengecekan pencapaian pengajaran tiap guru beserta latihan soal yang diberikan” tuturnya.

"Hafalan juz 'amma itu syarat perpulangan liburan, jadi yang tidak hafal belum boleh liburan sampai dia hafal. Maka dari sekarang mulai digeber hafalannya supaya saat ujian bisa fokus belajar" ungkap Ustadz Hakim As-Shidqi, M.Pd.I, Wakil Direktur KMI. @almahdi