Pendidikan di Indonesia Antara Tantangan dan Harapan

Pendidikan di Indonesia Antara Tantangan dan Harapan

Tazakka – Program Kaderisasi Ulama, Institut Studi Islam Darussalam (PKU ISID) Gontor menga­dakan seminar tentang pendidikan dengan tema “Pendidikan Islam di Indonesia antara Tantangan dan Harapan” di Pondok Modern Tazakka (24/2). Seminar diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai unsur, diantaranya SKPD Kab. Batang, Kepala­ Sekolah se-Kabupaten Batang, asatidz dan santri PM Tazakka serta tokoh masyarakat sekitar Kabupaten Batang.

Seminar di PM Tazakka ini dibuka oleh Pimpinan PM ­Tazakka, KH. Anang Rikza Masyhadi, MA. Dalam sambutan­nya, Pimpinan Pondok menyampaikan bahwa Tazakka menyambut baik kunjungan PKU ISID Gontor dan siap be­kerjasama selanjutnya.

“Pendidikan di negeri ini tidak boleh kehilangan orientasinya yang prinsipil yaitu mencerdaskan bangsa. Hemat saya, yang terjadi sekarang adalah memandaikan bangsa. Menurut saya cerdas dan pandai dua hal yang berbeda”
ungkapnya.

Menurutnya, pendidikan bukan sekedar mengasah otak secara kognitif melalui sederet mata pelajaran, tetapi bagaimana membentuk anak-anak yang unggul dan memiliki kepribadian yang kuat serta yang memiliki kecerdasan dalam bermasyarakat. Ia menandaskan bahwa pendidikan adalah bagaiamana memasukkan nilai-nilai luhur dalam Akhlakul Karimah ke dalam sikap dan perilaku sehari-­hari anak-anak, karena kalau tidak begitu nanti yang masuk adalah nilai-nilai jalanan yang brutal dan hedonistik. “Itu tantangan sekolah dan para guru sekarang ini” jelasnya.

Ungkapan senada disampaikan pula oleh Direktur PKU, Dr. Dihyatun Maskon, MA bahwa pendidikan pada dasarnya bukanlah pengajaran yang hanya mengandalkan kognitif atau kecerdasan intelektual peserta didik, melainkan pendidikan yang benar dan benar-benar pendidikan adalah memadukan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual, dan puncaknya ketika memahami arti nilai kehidupan dengan sepenuh hati, kejujuran dan kepercayaan.

“Beberapa kali saya diminta berbicara di seminar pendidikan di Dunia Barat, mereka sekarang gelisah karena pendidikan yang selama ini hanya mengandalkan aspek kognitif saja ternyata gagal membuat generasi yang memahami hakekat dan makna tujuan hidup” terangnya.

Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan presentasi dari para peserta PKU: Muhammad Syaifand, Nofriyanto, dan Yoke Suryadarma. “Mereka adalah para sarjana S1 yang melanjutkan pada program PKU selama 6 bulan, dan merupakan kader-kader utusan dari berbagai organisasi kemasyarakatan dari seluruh nusantara, dan presentasi ini adalah salah satu syarat untuk lulus dari Program Kaderisasi Ulama” lanjut Dihyatun.

Selain di PM Tazakka, seminar juga diadakan di beberapa perguruan tinggi terkemuka di Indonesia: Universitas Airlangga, Universitas Sultan Agung Semarang, Universitas Negeri Jakarta, STAIN Pekalongan, Az-Zahra Jakarta dan Universitas Sebelas Maret Surakarta. “Terakhir tanggal 27 Februari 2014, akan audiensi dengan para petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta” ujar Syaifand salah seorang peserta PKU.

Sebagaimana yang diketahui, bahwasannya PKU ini terselenggara atas kerjasama ISID Gontor dengan Kementerian Agama RI dan Majelis Ulama Indonesia dalam pembibitan dan penggemblengan kader-kader ulama di seluruh Indonesia. Harapannya, mereka mampu menghadapi tantangan Pemikiran Islam yang saat ini berkembang dan memiliki kecenderungan pendangkalan pandangan terhadap Islam.

Dr. Dihyatun pun menawarkan kepada PM Tazakka untuk mengirimkan kader-kader terbaiknya untuk diikutsertakan dalam PKU ini. “Saya menyambut gembira dan sangat antusias jika Tazakka bisa mengirimkan utusannya ke PKU ini, untuk memperbanyak kader ulama yang intelek, insya Allah bermanfaat” pesannya kepada Pimpinan Pondok Modern Tazakka.