TAZAKKA LUNCURKAN KIT

TAZAKKA LUNCURKAN KIT

Momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dimanfaatkan oleh Pondok Modern Tazakka untuk meluncurkan Kajian Islam Tematik (KIT). Launching sekaligus kuliah perdana KIT tersebut diselenggarakan di Aula Kantor Bupati Batang, Kamis (7/2) menghadirkan nara sumber Prof. Dr. Suparman Syukur, MA dari Semarang.

Pimpinan PM Tazakka, Ustadz Anang Rikza Masyhadi dalam sambutannya menuturkan bahwa KIT merupakan sebuah majelis ilmu yang mengkaji pengetahuan Islam secara sistematis, ringan dan interaktif, dari kajian tafsir, hadis maupun fiqih ibadah. “Para peserta setelah mengikuti KIT ini diharapkan dapat memperoleh pemahaman agama yang lengkap baik secara teoritis maupun praktis” jelas Ustadz.

Ia menambahkan bahwa manfaat KIT ini selain untuk masyarakat umum, sebenarnya untuk meningkatkan pengetahuan para kader yang akan mengajar di dalam Pondok Modern Tazakka. “Para ustadz yang akan mengajar di PM Tazakka harus mengasah ilmu pengetahuannya, agar tidak tumpul” tegasnya.

Acara yang bertajuk “Bagaimana Memahami dan Mengamalkan Al-Quran dan Sunnah” ini dihadiri peserta yang memadati aula Kantor Bupati. “Peserta KIT terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari pejabat, pengusaha, professional dan pensiunan” jelas Ketua Penyelenggara KIT, Ustadz Oyong Shufyan, Lc., MA.

Sekda Kabupaten Batang, Drs. H. Nasikhin saat mewakili sambutan Bupati Batang menyampaikan bahwa Al-Qur’an tidak cukup hanya dibaca, tetapi harus dipahami dan dilaksanakan ajarannya. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW pernah mempredikasi akan datangnya suatu masa ketika Al-Qur’an tinggal tulisannya dan Islam tinggal namanya. “Penyebabnya adalah Al-Qur’an tidak dioperasionalkan sebagai petunjuk dan pedoman hidup keseharian” tandasnya.

Rencananya KIT akan diselenggarakan selama satu semester yang bertempat di Masjid Az-Zaky, PM Tazakka Bandar dengan menghadirkan dosen-dosen yang berkapasitas dalam bidang tafsir, hadis dan fiqh ibadah. Ustadz Anang menandaskan bahwa KIT merupakan perkuliahan yang serius dan terstruktur. “Jadi saya mohon para peserta jangan banyak absen, luangkanlah waktu sedikit untuk mengkaji Islam secara mendalam” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Nasihin bahwa KIT bisa menjadi oase di tengah hiruk pikuk kehidupan modern ini. “Semakin tinggi kesibukan orang modern, maka ia semakin membutuhkan sajian ruhani yang memadai” tuturnya.

Sementara itu, Suparman yang alumnus Gontor itu dalam ceramahnya menerangkan beberapa sikap manusia dalam berinteraksi dengan Al-Qur’andan Sunnah.Menurutnya, ada yang bersikap zalim pada diri sendiri, yaitu orang yang keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya, ada yang pertengahan dan ada pula yang selalu lebih dahulu berbuat kebaikan. “Mudah-mudahan peserta KIT ini termasuk golongan yang terakhir” jelasnya.