Batang, Jawa Tengah — Tiga siswa Muadalah Tazakka Ulya berhasil menciptakan inovasi teknologi ramah lingkungan berupa pembangkit listrik mikrohidro dari pengolahan air limbah rumah tangga, yang terintegrasi dengan sistem Internet of Things (IoT). Karya berjudul “Inovasi Teknologi Pembangkit Listrik Mikrohidro dari Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga di Pondok Modern Tazakka” ini berhasil meloloskan mereka sebagai finalis Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) bidang Riset Integrasi Keislaman dan Keilmuan (Ekoteologi) tingkat Madrasah Aliyah.


Tim peneliti terdiri atas Ahmad Hisyam Alika Putra Ahmudi, Dhiaulhaq Syathir Albanna, dan Muhammad Naufal Dzakky Sadewa, dengan bimbingan David Prasetyo, S.Si dan Ferry Hidayat, S.Th.I., S.Fil.I., M.A.
Penelitian ini berangkat dari keprihatinan terhadap banyaknya limbah cair rumah tangga yang belum dimanfaatkan dengan baik di lingkungan pesantren. Terinspirasi dari nilai-nilai Islam tentang tanggung jawab menjaga air sebagaimana termaktub dalam QS. An-Nahl/16:65, serta dorongan untuk memanfaatkan energi alam (QS. Al-Waqi’ah/56:71–72) dan berinovasi dalam teknologi (QS. Ar-Rahman/55:33), tim ini menghadirkan solusi terpadu antara pengolahan limbah cair dan pembangkit listrik mikrohidro berbasis IoT.


Sistem yang dikembangkan menggunakan dua tahap filtrasi. Tahap pertama berupa sedimentasi dengan media kerikil, pasir, dan serat kelapa untuk menyaring partikel besar. Air hasil saringan menggerakkan turbin mikrohidro jenis crossflow yang terhubung ke generator DC, menghasilkan listrik yang cukup untuk menyalakan lampu LED dan perangkat elektronik kecil.
Setelah melewati turbin, air kemudian melalui tahap kedua, yaitu purifikasi menggunakan karbon aktif, silika, dan zeolit, sehingga kualitas air meningkat dan dapat digunakan kembali untuk keperluan non-konsumsi seperti penyiraman tanaman atau kebersihan lingkungan.


Menariknya, seluruh sistem dikontrol melalui sensor berbasis Arduino dan IoT yang memungkinkan pemantauan debit air, kejernihan, serta keluaran listrik secara realtime melalui ponsel Android.
Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan pada kejernihan air dan efisiensi energi. Dari hasil survei terhadap 35 penghuni pesantren, sistem ini mendapat tanggapan positif karena dinilai inovatif, hemat energi, dan bermanfaat langsung bagi lingkungan pondok.
“Kami ingin membuktikan bahwa teknologi dan nilai-nilai keislaman bisa berjalan seiring, menghasilkan solusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan,” ujar Ahmad Hisyam, ketua tim peneliti.
Penelitian ini mendapat dukungan pendanaan dan fasilitas dari berbagai pihak, termasuk PT Pertamina pusat dan anak perusahaannya (Pertamina Patra Niaga, Pertamina Internasional EP, dan Pertamina Kilang Internasional) serta PT. PLN pusat dan PLN Indonesia Power Unit Tanjung Priuk. Dana tersebut digunakan untuk pengadaan alat, uji lapangan, pembimbingan hingga EXPO, serta pengembangan Tazakka Science Club agar dapat melahirkan inovasi berkelanjutan lainnya.
Para peneliti menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada pimpinan Pondok Modern Tazakka, para guru pembimbing, santri, dan seluruh pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun teknis.
Penelitian ini telah berjalan sejak bulan September 2025. Pada tanggal 1–3 November 2025, tim akan memaparkan laporan hasil riset di hadapan dewan juri OMI. Dari 30 finalis nasional pada setiap bidang, nantinya akan dipilih enam besar terbaik yang berhak melaju ke Grand Final Olimpiade Madrasah Indonesia 2025.
Melalui karya ini, Pondok Modern Tazakka menunjukkan bahwa pesantren dapat menjadi pusat inovasi teknologi hijau, mengintegrasikan ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai ekoteologi Islam, serta berkontribusi nyata terhadap konservasi air dan energi di Indonesia.






