Tazakka — Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) se-Jawa Tengah dan DIY mengadakan agenda Tajamuk FPAG di Pondok Modern Tazakka, Bandar, Batang, Ahad (29/6) hingga Senin (30/6). Kegiatan rutin tiga bulanan tersebut dihadiri lebih dari 30 pesantren.

Tajamuk tersebut digelar dalam rangka penguatan sinergi dan kolaborasi antar pesantren alumni Gontor, membahas isu-isu strategis yang berkaitan dengan pesantren seperti sistem pendidikan dan pengajaran, pendanaan, kaderisasi, kelembagaan, dan kemasyarakatan. Pelaksanaannya pun digelar dalam forum-forum diskusi dengan suasana yang hangat penuh kekeluargaan.

Dalam sesi pertama sebagai pembuka agenda Tajamuk, K.H. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D. menyampaikan sambutan dan ucapan selamat datangnya yang menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi. “Maka, disini tidak ada yang di atas dan di bawah, besar atau kecil. Tapi, kita harus meletakkan pada posisi yang sama sederajat. Sehingga dengan kerjasama antar pesantren, kita akan maju bersama” tegasnya.

Ikut hadir dalam sesi pertama, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Tazakka, Bapak H. Teguh Suhardi, yang membagikan pengalamannya mengawal Tazakka sejak awal berdirinya. Menurut beliau, salah satu kesuksesan dan kemajuan Tazakka adalah kemampuan dalam menjaga independensi, integritas serta keistiqomahan dalam merawat jaringan.

“Tazakka selalu berusaha berdiri di atas dan untuk semua golongan. Banyak tokoh yang sudah hadir adalah bukti nyata. Mereka hadir tanpa harus membawa identitas latar belakang ormas maupun parpolnya. Dan ketika mereka hadir tidak dengan atribut parpol dan organisasinya, justru para tokoh itu semakin segan dengan Tazakka” jelas Pak Teguh.

Beliau juga menjelaskan bahwa integritas pondok harus terus dijaga untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Maka, pondok harus mampu merangkul semua elemen masyarakat, bahkan harus mampu memperluas jaringan dan merawat jaringan itu.

Senada dengan itu, Kiai Anang kemudian menekankan tentang pentingnya kolaborasi antara ulama dan saudagar. “Sejak dulu kolaborasi ulama dan saudagar sudah dicontohkan oleh Rasul dan para sahabat. Maka, Tazakka pun dalam pengalamannya juga melakukan kolaborasi dengan para saudagar, contohnya ya Pak Teguh ini” ungkap Kiai Anang.

Selama dua hari penuh, para Kiai-kiai berdiskusi dan saling sharing dalam beberapa topik, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Diantara topik yang dibahas adalah tentang struktur pondok dan tupoksinya, sistem KMI dan pengembangan metodologinya, sistem kepengasuhanan bagi generasi Z, sistem pendanaan pesantren dengan instrumen funding, dan pengembangan SDM pesantren.

Bahkan para peserta juga berkesempatan berdiskusi dan mendengarkan kuliah tentang perkembangan pendidikan dan isu-isu terkini dunia pendidikan bersama Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti, M.A. yang hadir secara pribadi untuk mengunjungi Pondok Modern Tazakka.

Menurut Ustadz Baharudin, S.H., M.H. selaku Ketua FPAG Jateng-DIY, kegiatan tajamuk yang merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap 3 bulan sekali akan terus dilaksanakan secara bergilir di pesantren-pesantren FPAG yang ada di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Karena kegiatan ini selalu menghasilkan ide dan gagasan penting bagi kemajuan pesantren dengan mengambil pengalaman antar pesantren.

Dari data yang dihimpun, pesantren yang hadir dalam Tajamuk FPAG di Tazakka seperti PP Darul Furqon Tegal, PP Al-Iman Muntilan, PP Darul Mujahadah Tegal, PP MTA Karanganyar, PP Baitussalam Prambanan, PP Tazakka Demak, PP Al-Karim Kebumen, PP Hajar Aswad Demak, PP Tidar Magelang, PM Data Tegal, PP Darul Amanah Kendal, PP Al-Amanah Al-Gontory Banyumas, PP Izzatul Ummah Grobogan, PP Ar-Raihan Wonogiri, PP Tahfidz Al-Ihsan Wat-Taqwa Kebumen, PTQ Mustofa Asy’ari Tegal, PP Roji Syafaat Kulon Progo, PP Qomamadani Batang, PP Mumtaza Banjarnegara, PP Dar Al-Faradis Tegal, PTM Al-Aqsho Kudus, PPTQ Sibghatullah Solo, PP Al-Furqon Kudus, PTA An-Nizar, PP Ar-Raudhoh Sragen, PP Darul Ulum Albab Tegal dan beberapa pesantren lainnya.