KMI

GURU ADALAH PENUNTUN JALAN PANJANG MENUJU PERADABAN MULIA

GURU ADALAH PENUNTUN JALAN PANJANG MENUJU PERADABAN MULIA

Tazakka – Dalam suasana pagi yang sejuk dan penuh semangat, para guru baru Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Pondok Modern Tazakka mengikuti apel pagi spesial yang dibina langsung oleh Direktur KMI, K.H. Muhammad Bisri, S.H.I., M.Si., pada Senin, 21 April 2025. Apel ini menjadi ajang penyadaran penting bagi para guru muda tentang misi, proses, dan arah pengabdian mereka di dunia pendidikan.

Mengawali amanatnya, Direktur KMI menegaskan bahwa mengajar adalah cara belajar terbaik. Beliau mengutip pepatah Arab yang berbunyi:

“خيرُ التعلُّمِ التَّعليمُ”
“Sebaik-baik cara belajar adalah dengan mengajar.”

Menurut beliau, mengajar bukanlah sekadar menyampaikan ilmu, tetapi merupakan proses internalisasi, pendalaman, dan penguatan penguasaan ilmu itu sendiri. Ketika seorang guru menjelaskan sebuah konsep kepada muridnya, sejatinya ia sedang membangun ulang pemahamannya sendiri dengan lebih kokoh.

Selanjutnya, beliau menekankan bahwa menjadi guru profesional tidak terbentuk secara instan. Diperlukan kesabaran, latihan terus-menerus, kesiapan mental, serta semangat untuk terus berkembang. “Para ahli yang kita kenal hari ini dulunya pun memulai dari nol—biasa-biasa saja. Tapi karena mereka mau terus belajar dan berpengalaman, mereka tumbuh menjadi pakar,” ujar beliau memberi motivasi.

Dalam amanat tersebut, Kiai Bisri juga mengangkat makna luas dari profesi keguruan. Menurut beliau, profesi guru adalah pintu awal menuju segala profesi lain, karena karakter dasar seorang guru—seperti disiplin, sabar, tanggung jawab, kemampuan komunikasi, dan ketekunan—adalah keterampilan universal yang relevan di bidang apa pun. “Kalau seseorang berhasil menjadi guru yang baik, maka besar kemungkinan ia juga akan sukses dalam bidang lain, karena fondasi yang terbentuk sangat kuat,” jelas beliau.

Kegiatan apel ini juga menegaskan kembali bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Pepatah “Experience is the best teacher” bukan sekadar slogan, tapi realitas dalam dunia pendidikan. Seorang guru akan terus berkembang seiring bertambahnya jam terbang, interaksi, dan keterlibatannya dalam proses pendidikan santri.

Kiai Bisri lalu menguatkan arah pembinaan ini dengan sabda lain yang menegaskan kemuliaan profesi guru dan ulama:

“إن العلماء ورثة الأنبياء”
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Melalui dalil tersebut, beliau mengingatkan bahwa guru sejati bukan hanya pengajar, tapi juga pewaris tugas kenabian—mendidik manusia, menyebarkan ilmu, dan membentuk karakter generasi.

Apel pagi ini bukan hanya menjadi rutinitas kedisiplinan, namun menjadi majlis pencerahan dan penguatan ruhiyah bagi para pendidik. Para guru baru diajak untuk membangun keikhlasan dalam mengajar, menjadikan keguruan sebagai jalan jihad, dan menyadari bahwa mereka adalah bagian penting dari misi dakwah dan pembangunan peradaban Islam.

Pesan-pesan Direktur KMI ini menjadi bekal awal yang sangat penting dalam perjalanan panjang para guru baru. Di bawah sinar matahari pagi yang hangat, mereka tidak hanya berdiri dalam barisan apel, tetapi juga menapaki jalan suci: jalan menjadi pendidik sejati, pewaris nabi, dan pembentuk generasi rabbani.(tam)