Tazakka — Dalam rangka muhasabah di penghujung tahun 2024, Tazakka adakan kegiatan khataman Al-Quran dan dilanjutkan dengan dzikir dan doa bersama pada Selasa (31/12). Acara yang digelar di Masjid Az-Zaky ditutup dengan tausiyah oleh Pimpinan dan Pengasuh PM Tazakka, K.H. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D.
Sejak sore di suasana guyuran hujan, para santri telah berkumpul di Masjid bersama para asatidz untuk melaksanakan khataman Al-Quran bersama-sama. Mereka telah dibagi dalam halaqah-halaqah sesuai dengan kelas masing-masing.
Jelang Maghrib, khataman dilanjutkan dengan membaca bersama-sama Surah Al-A’la hingga Al-Lail yang dipimpin oleh Wakil Pengasuh, K.H. Oyong Sufyan, Lc., M.A., Ph.D. Acara kemudian dilanjutkan dengan shalat Maghrib berjamaah yang diimami oleh Kiai Anizar Masyhadi.
Setelah makan malam, para santri melaksanakan shalat Isya berjamaah di masjid. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan khataman Al-Quran, dzikir, shalawat, dan doa bersama. Suasana khusyuk dan penuh hikmah terasa ketika seluruh santri dan asatidz serempak melantunkan dzikir dan shalawat, memohon ampunan serta keberkahan untuk mengawali tahun yang akan datang. Acara ditutup dengan tausiyah oleh Kiai Anang Rikza Masyhadi yang memberikan pesan mendalam untuk evaluasi akhir tahun.
Dalam tausiyahnya, Kiai Anang Rikza Masyhadi mengingatkan pentingnya kembali kepada Al-Qur’an sebagai sumber utama kehidupan seorang muslim. Beliau menyampaikan bahwa Al-Qur’an harus dihidupkan dalam tiga dimensi: qiraah (membaca), kitabah (menulis), dan fahman (memahami). Dengan melaksanakan ketiga hal ini, seorang muslim akan mampu menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang menyeluruh.
Beliau menekankan bahwa tradisi tadarus Al-Qur’an, seperti yang dilakukan santri malam itu, adalah tradisi mulia yang diwariskan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi sendiri senantiasa mentadaruskan Al-Qur’an bersama Malaikat Jibril, khususnya di bulan Ramadan.
“Al-Qur’an adalah cahaya yang menerangi kegelapan,” ujar Kiai Anang. Cahaya ini tidak hanya membimbing dalam kehidupan dunia, tetapi juga memberikan ketenangan jiwa bagi siapa saja yang istiqamah mempelajarinya. Untuk itu, umat Islam senantiasa dianjurkan untuk memohon kepada Allah melalui doa “اهدنا الصراط المستقيم” agar selalu berada di jalan yang lurus dan terhindar dari kesesatan.
Kiai Anang juga mengingatkan pentingnya mempelajari tata cara shalat sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana sabda beliau: “صلوا كما رأيتموني أصلي” (Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat). Selain itu, beliau menegaskan bahwa Al-Qur’an dan hadis adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa sunnah, pemahaman terhadap Al-Qur’an akan menjadi tidak sempurna.
Pesan lainnya adalah untuk senantiasa menjaga adab dalam kehidupan sehari-hari. Beliau mengutip hadis Nabi yang melarang umat Islam mengganggu jalan orang lain (“اياكم والجلوس على الطرقات”) dan menekankan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman (“النظافة من الإيمان”).
Di era informasi ini, Kiai Anang juga mengingatkan tentang etika dalam menggunakan tulisan. “Tulisan adalah amanah. Jangan sampai tulisan kita menjadi sumber kesalahpahaman atau kerusakan,” tegasnya sambil mengutip firman Allah: “ن والقلم وما يسطرون”.
Tausiyah diakhiri dengan pengingat untuk berbicara hanya yang baik atau memilih diam, sebagaimana hadis Nabi: “من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرا أو ليصمت”. Dengan menjaga lisan, seorang muslim akan mampu menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh keberkahan.
Acara muhasabah ini menjadi penutup yang sarat makna untuk menutup tahun 2024, sekaligus pembekalan rohani bagi para santri dan seluruh keluarga besar Pondok Modern Tazakka.