Bahas Persatuan Umat Islam, Waketum DMI Bertemu Ketum PP Muhammadiyah

Bahas Persatuan Umat Islam, Waketum DMI Bertemu Ketum PP Muhammadiyah

Jogja- Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) / Ketua Panitia Museum Komjen Pol (P) Dr. Syafruddin bertemu Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir di Graha Suara Muhammadiyah Jogjakarta, 13/11. 

Pertemuan kedua tokoh dalam rangka mendiskusikan perkembangan umat Islam terkini di Indonesia dan dunia. Pertemuan didampingi oleh Pimpinan Pondok Modern Tazakka Ust. Anizar Masyhadi, Ust Das’at Latif dan Ust Gazali.

Menyikapi perkembangan kekinian tentang Islamphobia, Haji Syafruddin menyampaikan perlunya umat Islam bersatu dan adanya dialog yang berkesimbungan dengan dunia Barat agar tidak salah dalam memahami ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.

Menurut Syafruddin, sebagai negera besar, Indonesia mampu mengambil peran keummatan dan menyatukan umat Islam di dunia, Indonesia dipandang oleh dunia menganut paham Islam yang moderat, dan dapat diterima oleh semua kalangan.

“Dengan menyampaikan dan menjelaskan seluruh aspek kehidupan dan ajaran-ajaran mulia Rosulullah Muhammad SAW, maka orang-orang yang salah dalam memahami Islam akan terbuka pandangannya”, tegas Syafruddin.

Islam menurutnya agama yang mengedepankan akhlakul karimah, sebagaimana sabda Rosulullah Muhammad SAW: “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”.

Profesor Haedar Nashir mengapresiasi langkah-langkah yang sudah diambil oleh Dewan Masjid Indonesia, khususnya peran aktif untuk menghadirkan sejarah Rosulullah Muhammad secara utuh dan lengkap.

Menurutnya, hal tersebut akan menjadi cermin sejarah perjalanan Islam masa lalu dan perkembangannya kekinian yang sesuai dengan apa yang diajarkan Rosulullah Muhammad SAW.

Ketum PP Muhammadiyah menilai bahwa kerjasama dan hubungan baik dengan Liga Dunia Islam yang berpusat di Makkah Al-Mukarromah sangat tepat, Islam turun di Makkah dan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Haedar Nashir mendukung dan mendorong semua eleman umat Islam untuk bersatu, membawa pesan risalah keIslaman yang wasathy (moderat), nilai-nilai kebangsaan yang kuat, serta ikut mendesain perkembangan Indonesia ke depan.

Haedar menambahkan bahwa umat Islam harus bersatu yang berbasis pada keunggulan dan berkemajuan, meninggalkan perdebatan hal-hal yang tidak produktif dan menguras energi.

“Sebagai mayoritas penduduk di Indonesia, maka sejatinya umat Islam menjadi barometer maju mundurnya Indonesia”, ungkapnya.

Haedar kembali menegaskan bahwa sejarah Rosulullah Muhammad SAW harus tersampaikan secara utuh dan lengkap kepada seluruh umat manusia khususnya umat Islam, sehingga dapat terjaga muru’ah dan marwah Islamnya.