Seleksi Gelombang Pertama, Tazakka Luluskan 101 Calon Santri

Seleksi Gelombang Pertama, Tazakka Luluskan 101 Calon Santri

TAZAKKA – Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) Pondok Modern Tazakka baru saja menyelesaikan seleksi bagi calon santri gelombang pertama pada Ahad (1/3). Pada seleksi tersebut, dari jumlah pendaftar 126 orang, sebanyak 101 orang dinyatakan lulus.

Para calon santri diuji dalam berbagai aspek seperti bacaan Al-Quran, ibadah sehari-hari dan doa-doa, imla’ atau dikte Arab, wawancara dan Tes Potensi Akademik (TPA). Setiap santri juga diwajibkan mengikuti tes kesehatan yang diadakan oleh Tazakka Medical Center (TMC).

Tes kesehatan ini untuk mendeteksi anemia, hepatitis B, golongan darah, tes buta warna, THT, dan cek kesehatan secara umum. Adapun yang terindikasi resiko tinggi seperti asma, jantung dan epilepsi dan sejenisnya, maka dirujuk untuk segera melengkapi dengan dokumen tes dari laboratorium. Tes kesehatan dipandu langsung oleh Ustadz Thony Kuswoyo, S.Th.I selaku Penanggungjawab TMC dibantu oleh ustadz-ustadz pengabdian, dan beberapa dokter, dr. Ida Susilaksmi, M.Kes, dr. Maftuhah Nurbeti, MPH. dr. Zamroni Ali, dan dr. Tommy.

Ustadz Khafid Kurniawan, S.H.I., sebagai Ketua Panitia PPSB mengatakan bahwa selain santri, para calon walisantri pun ikut diwawancarai seputar keseharian putranya baik mengenai hobi, bakat, kebiasaan perilaku maupun kondisi kesehatannya.

Acara diawali dengan pengarahan umum kepada calon santri beserta para walinya di aula Rabithah. Hadir pula dalam acara tersebut seluruh jajaran pimpinan dan seluruh dewan guru penguji.

Dalam pesan dan nasehatnya, Bapak Pimpinan, KH. Anang Rikza Masyhadi, MA menyampaikan tentang pentingnya niat dan tujuan belajar ke pesantren. “Pondok Modern Tazakka pondoknya umat Islam seluruh dunia, bukan milik pribadi, keluarga, atau golongan tertentu. Semua kalangan boleh masuk dan mendaftarkan anak-anaknya di sini. “PM Tazakka berdiri di atas dan untuk semua golongan.” tegas beliau.

Beliau juga menjelaskan makna kata ‘modern’ yang disematkan kepada pondok ini. “Pondok Modern”, apanya yang modern? gedung-gedungnya? Guru-gurunya yang tamatan luar negeri? atau dari segi pakaiannya? Atau karena bahasa Arab dan Inggrisnya? Bukan itu semua. Tetapi yang modern itu pada jiwa dan cara berpikirnya. Berpikir modern itu berpikir maju, dinamis, progresif tetapi tetap beradab & bermartabat.” Ujar Kiai Anang kepada semua calon santri dan walinya.

“Seleksi penerimaan masuk ada yang lulus, ada yang diberi kesempatan ujian lagi, dan mungkin saja ada yang tidak lulus, itu hal biasa. Karena daya tampung kami terbatas, dan tenaga serta kemampuan kami juga terbatas. Kalau yang tidak lulus diluluskan itu namanya menyiksa anak itu sendiri. kalau yg lulus tapi tidak diluluskan itu namanya dzalim. “Berilah setiap yang berhak akan haknya” papar kandidat Doktor Linguistik Arab dari Suez Canal University Mesir tersebut.

Selepas pengarahan, para calon santri memasuki ruang ujian lisan di Gedung Suriah lantai 2 dan sebagiannya ikut pemeriksaan kesehatan. Di saat yang sama,  para orang tua calon santri wajib mengikuti pengarahan dari Pimpinan Pondok di Aula Gedung Rabithah.

Siang harinya selepas shalat Dzuhur dan makan siang, giliran para wali calon santri yang memasuki ruang ujian untuk diwawancarai. Adapun para calon santri mengikuti ujian Tes Potensi Akademik di Aula Gedung Rabithah.

Setelah semua rentetan acara selesai, Panitia PPSB melangsungkan sidang tertutup untuk membahas kelulusan yang dihadiri langsung oleh Pimpinan Pondok. Maka pada jam 17.00 WIB tepat diadakan pengumuman dengan cara dipanggil satu per satu nama calon santri dan mendapatkan surat keputusan.

Bagi yang belum lulus pada gelombang pertama ini, otomatis mengulang di gelombang kedua bagi yang masih berminat mencobanya kembali. “Kuota penerimaan santri baru tahun ini dibatasi maksimal 160 orang, sesuai dengan kapasitas daya tampung” ujar Ustadz Khafid.

Dari 101 calon santri yang diterima berasal dari daerah yang beragam: Banjarnegara, Bandung, Batang, Bekasi, Bengkulu Tengah, Bogor, Boyolali, Banyumas, Brebes, Cilacap, Cilegon, Denpasar, Depok, Grobogan, Jakarta, Karawang, Kendal, Kudus, Magelang, Medan, Natuna, Nunukan, Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Ilir, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Tangerang Selatan, Tegal, Temanggung, Rembang, Samarinda, Semarang, Wonosobo, dan Yogyakarta.